Rabu, 29 April 2015

ANALISIS TRANSAKSIONAL

Analisis transaksional dikembangakan oleh Eric Berne, di dalam analisis transaksional  adalah upaya untuk merangsang rasa tanggung jawab pribadi atas tingkah lakunya sendiri, pemikiran logis, rasional, tujuan-tujan yang realistis, berkomunikasi dengan terbuka, wajar, dan pemahaman dalam berhubungan dengan orang lain.
Analisis Transaksional merupakan psikoterapi transaksional yang dapat digunakan dalam konseling individu, tetapi lebih cocok digunakan dalam konseling kelompok. Analisis Transaksional melibatkan suatu kontrak yang dibuat oleh klien, yang dengan jelas menyatakan tujuan-tujuan dan arah proses konseling. Analisis Transaksional berfokus pada keputusan-keputusan awal yang dibuat oleh klien dan menekankan kemampuan klien untuk membuat keputusan-keputusan baru. Analisis Transaktional menekankan aspek-aspek kognitif rasional, behavioral dan berorientasi pada peningkatan kesadaran sehingga klien akan mampu membuat keputusan-keputusan baru dan mengubah cara hidupnya.
     KONSEP DASAR ANALISIS TRANSAKSIONAL
1.      Struktur Kepribadian
Sumber dari tingkah laku bagaimana individu melihat suatu realitas sebagaimana mereka mengolah berbagai informasi serta bereaksi dengan dunia pada umumnya, dan biasa disebut Eric Berne sebagai Ego State (Status Ego). Istilah status ego digunakan untuk menyatakan suatu sistem perasaan dan kondisi pikiran serta berkaitan dengan pola-pola dan tingkah lakunya. Status ego pada diri individu itu terbentuk berdasarkan pengalaman-pengalaman yang diperoleh individu yang masih membekas pada dirinya sejak kecil hingga individu itu menjadi dewasa.
Menurut Eric Berne behwa status ego seseorang terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut:
a.         Orang tua (Parent)
     Bila individu bertingkah laku seperti orang tua atau tokoh-tokoh terdahulu, maka ia dapatlah berada dalam status ego orang tua. Setiap orang mendapatkan berbagai bentuk pengalaman, sikap, serta pendapat dari orang tuanya, maka dari itu berdasarkan pengalaman, sikap serta pendapatnya yang diperoleh dari orang tuanya masing-masing, setiap orang akan memiliki atau berada pada status ego orang tua. Dapat dikatakan bahwa status ego orang tua dapat berbentuk langsung yaitu dengan menggunakan prototype, model, tipe, dari orang tua yang baik melalui verbal maupun non-verbal. Sedangkan dengan bentuk tidak langsung adalah merupakan petunjuk, aturan, norma, dan nilai-nilai yang pernah didenngar dari orang tua atau tokoh terdahulu pada masa kecil.
b.         Dewasa (Adult)
Status ego dewasa yaitu bentuk tindakan individu berdasarkan dasar pikiran yang logis, rasional, objektif, dan bertanggungjawab. Dewasa berfungsi untuk mengumpulkan berbagai informasi, memasukkan berbagai macam data ke dalam pemikiran, kemudian mempertimbangkan berbagai bentuk kemungkinan yang ada dan yang akan dilakukan.
c.          Anak (Child)
Status ego anak yaitu suatu tindakan dari sesorang dan didasarkan pada reaksi emosional yang spontan, reaktif, humor, kreatif, serta inisiatif. Bentuk status ego anak dapat berbentuk wajar apabila terlhat bahwa tingkah lakunya pada masa anak-anak, yaitu: adanya ketergantungan pada orang lain, spontan, bebas, agresif, tidak mau kompromi, impulsif, kreatif, ingin tahu, merasakan berbagai bentuk penemuan baru yang berbentuk status ego yang lain adalah pengaruh tertentu dari orang tuanya.
2.      Stroke
Dalam teorinya, Eric Berne mengemukakan suatu istilah yang disebut stroke, yang dapat diterjemahkan dengan “tanda perhatian”. Menurutnya stroke dapat dibedakan menjadi :
a.         Stroke Positif
            Stroke positif adalah merupakan segala bentuk perhatian yang secara langsung dapat memperkuat motivasi dan keinginan dalam kehidupannya yang diperoleh seseorang dalam awal kehidupannya. Contohnya belaian kasih sayang dar orang tua (pelik, cium).
b.         Stroke negatif
Stroke negatif adalah suatu bentuk stroke yang menunjukkan pandangan yang mengecewakan. Contohnya di tampar, di tendang, dan di naki-maki.
c.          Stroke bersyarat
Stroke bersyarat adalah sebagai suatu tanda perhatian yang diperoleh seseorang disebabkan ia telah melakukan sesuatu. Contohnya adik disuruh ke warung oleh kakakny adan setelah itu adik diberikan uang jajan oleh kakaknya.
d.         Stroke tidak bersyarat
Stroke tidak bersyarat dengan kata lain perhatian tidak bersyarat, adalah tanda perhatian yang diperoleh seseorang tanpa dikenakan persyaratan apapun. Contohnya kasih sayang orang tua kepada anaknya yang tulus tanpa imbalan apapun.
3.      Struktur Hunger
Eric Berne berpendapat bahwa kebutuhan seseorang untuk mengadakan serangkaian transaksi dengan individu lainnya adalah bersumber pada suatu stimulus atau sensation hunger, dan recognition hunger. Berdasarkan suatu penelitian, Eric Berne berpendapat bahwa  sensation hunger memiliki nilai yang sama dengan food hunger, dan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup seseorang.
Pada awalanya stimulus hunger ini akan bisa terpenuhi melalui sentuhan, belaian, oleh ibunya pada waktu kecil. Sejak itu individu belajar untuk menerima berbagai bentuk rangsangan lain, contohnya pelukan, ciuman, sentuhan dan nyanyian. Dalam hubungan ini terjadilah perubahan bentuk, yaitu dari bentuk stimulus hunger menjadi recognition hunger, dan selanjutnya berkembang kearah pembentukan suatu struktur yang lebih jelas, dan perubahan ini yang di sebut Eric Berne sebagai Struktur Hunger.
   TUJUAN ANALISIS TRANSAKSIONAL
Tujuan dasar dari Analisis Transaksional adalah membantu klien dalam membuat keputusan-keputusan baru yang menyangkut tingkah lakunya sekarang dan arah hidupnya. Sasarannya adalah mendorong klien agar menyadari bahwa kebebasan dirinya dalan memilih telah dibatasi oleh keputusan-keputusan dini mengenai posisi hidupnya dan oleh pilihan terhadap cara-cara hidup yang tidak jelas dan determinstik. Inti dari konseling adalah menggantikan gaya hidup yang ditandai oleh permainan yang menipu dan oleh alur-alur hidup yang mengalahkan diri, dengan gaya hidup otonom yang ditandai oleh kesadaran, spontanitas, dan keakraban.
  TEKNIK ANALISIS TRANSAKSIONAL
1.      Analisis Struktur (Structural Analysis)
            Analisis struktur sebagai alat yang dapat membantu klien agar menjadi sadar atas isi dan fungsi ego orang tua, dewasa, dan anak yang dimilikinya. Analisis struktural membantu klien dalam mengubah pola-pola yang dirasakan menghambat masa depan. Ia juga membantu dalam menemukan perwakilan ego yang mana menjadi landasan tingkah lakunya. Dengan hal tersebut maka, klien bisa memperhitungkan pilihan-pilihannya dengan benar.
2.      Analisis Transaksional
             Pemahaman ketiga status ego tersebut merupakan hal yang penting dalam rangka melangkah ke tahap yang selanjutnya , yaitu analisis transaksional. Analisis transaksional pada dasarnya merupakan suatu penjabaran atas suatu analisis yang dilakukan oleh orang-orang satu sama lain. Orang-orang yang melibatkan suatu transaksi di antara perwakilan-perwakilan ego mereka. Ketika pesan disampaikan, diharapkan ada suatu respon. Dalam hal ini yang terpenting bagi konselor adalah mampu untuk menaganalisis status ego yang ada, dan status ego manakah yang memberikan respon terhadap stimulus yang diberikan. Dalam menganalisis, tidak cukup hanya lewat pernyataan-pernyataannya saja, melainkan juga dengan secara non-verbal, misalnya dengan sikap tubuh, mimik muka, nada suara, dan tindak tanduknya dalam berinteraksi.
3.      Analisis Mainan
            Game menurut Eric Berne merupakan suatu rangkaian transaksi tersembunyi yang berulang menuju pada hasil psikologis yang nyatanya dapat diduga sebelumnya.  Suatu game memilki tiga unsur penting, yaitu :
a.         Transaksi yang tampaknya berjalan seperti biasa dapat terlihat seakan-akan transaksi berlangsung secara wajar.
b.         Dalam transakasi tampak ada suatu maksud yang tersembunyi.
c.          Adanya imbalan.
Peranan konselor dalam analisis game yaitu apabila klien benar-benar termotivasi untuk memperbaiki sikap, sifat, maupun kebisaaan yang dirasakan perlu untuk diperbaiki dan memerlukan bantuan dari konselor.
4.      Analisis Naskah
            Analisis Naskah merupakan langkah terakhir dari suatu tata laksana pendekatan konseling dengan berorientasi pada Analisis transaksional. Analisis naskah terjadi sejak masa bayi masih dalam masa asuhan orang tuanya. Di mana pada masa itu terjadi bentuk transaksi antara orang tua dengan anak-anaknya. Lama-lama dengan terjadinya transaksi antara anak dan orang tua terbentuklah suatu tujuan hidup atau rencana hidup yang dalam istilah analisis transaksional disebut script. Segi positif dari naskah merupakan naskah tersebut bisa diubah, karena naskah tersebut terjadi dengan adanya proses learned atau sesuatu yang dibiasakan dan bukan karena faktor pembawaan.


Sumber
Corey Gerald. 2005. Teori dan Praktek Konseling dan Pikotrapi . Bandung: Rafika Aditama
Sukardi, Dewa Ketut . 2002. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar