Sabtu, 19 Januari 2013

My Birthday :)

hari ini tepat tanggal 19 januari saya dilahirkan ke dunia ini 19 tahun yang lalu.
saya sangat bahagia karena sebagian keinginan saya sudah tercapai, saya sangat beruntung hidup dilingkungan orang- orang yang menyayangi saya termasuk Ibu dan Teman- teman saya.
terima kasih juga buat hari ini ya temen- temen atas semuanya baik kejutan maupun dikerjain sama kalian :)

Jumat, 18 Januari 2013

BAB XI ( MANUSIA DAN HARAPAN )

A.    PENGERTIAN HARAPAN
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup, orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan- pesan kepada ajlli warisnya.
Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu tejadi; sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan.
Antara harapan dan cita- cita terdapat persamaan yaitu :
•    Keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud.
•    Pada umumnya dengan cita- cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.
B.    APA SEBAB MANUSIA MEMPUNYAI HARAPAN ?
1.    Dorongan kodrat
2.    Dorongan kebutuhan
3.    Kelangsungan hidup (survival)
4.    Keamanan
5.    Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai
6.    Status
7.    Pewujudan cita- cita
C.    KEPERCAYAAN
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal- hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran.
D.    BERBAGAI KEPERCAYAAN DAN USAHA MENINGKATKANNYA
Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
1.    Kepercayaan pada diri sendiri
2.    Kepercayaan kepada orang lain
3.    Kepercayaan kepada pemerintah
4.    Kepercayaan kepada Tuhan

BAB X ( MANUSIA DAN KEGELISAHAN )

A.    PENGERTIAN KEGELISAHAN
Kegelisahahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tentram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar atupun dalam kecemasan.
Sigmund freud ahli psikolanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu kecemasan kenyataan (obyektif), kecemasan neorotik dan kecemasan moril.
a.    Kecemasan obyektif
Kecemasan tentang kenyataan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorang yang mengancam untuk mencelakakannya.
b.    Kecemasan neorotis (syaraf)
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut sigmund freud kecemasan ini dibagi tiga macam, yakni :
1.    Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan.
2.    Bentuk ketakutan yang tegang dan irrasional (phobia).
3.    Rasa takut lain ialah rasa gugup, gagap dan sebagainya.
c.    Kecemasan moril
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki macam- macam emosi antara lain : iri, benci, dendam, dengki,marah, gelisah, cinta, rasa kurang.
B.    SEBAB- SEBAB ORANG GELISAH
Apabila kita kaji sebab- sebab orang gelisah adalah karena pada hakekatnya orang takut akan kehilangan hak- haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari luar maupun dari dalam.
C.    USAHA- USAHA MENGHADAPI KEGELISAHAN
Mengatasi kegelisahan ini pertama- tama harus mulai dari diri kita sendiri, yaitu kita harus bersikap tenang.  Dengan sikap tenag kita dapat berpikir tenang,sehingga segala kesulitan dapat kita atasi.
D.    KETERASINGAN
Keterasingan berasal dari kata terasing, dan kata itu adalah kata dasar dari asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata terasing berarti, tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain, atau terpencil.
Yang menyebabkan orang berada dalam keterasingan itu ialah perilakunya yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat, atau kekurangan yang ada pada diri seseorang, sehingga ia tidak dapat atau sulit menyesuaikan diri dalam masyarakat.
E.    KESEPIAN
Kesepian berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lengang, sehingga kata kesepian berarti merasa sunyi atau lengang, tidak berteman. Setiap orang pernah mengalami kesepian, karena kesepian bagian hidup manusia, lama rasa sepi itu bergantung kepada mental orang dan kasus penyebabnya.
F.    KETIDAKPASTIAN
Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal- usul yang jelas. Itu semua adalah akibat pikirannya tidak dapat konsentrasi. Ketidak konsentrasian disebabkan oleh berbagai sebab, yang jelas pikirannya kacau.
G.    SEBAB- SEBAB TERJADINYA KETIDAKPASTIAN
Orang- orang yang pikirannya terganggutidak dapat lagi berpikir secara teratur, apalagi mengambil kesimpulan.
Sebab- sebab orang tak berpikir dengan pasti adalah :
1.    Obsesi
2.    Phobia
3.    Kompulasi
4.    Histeria
5.    Delusi
6.    Halusinasi
7.    Keadaan emosi
H.    USAHA- USAHA PENYEMBUHAN KETIDAKPASTIAN
Orang yang tidak dapat berpkir dengan baik, atau kacau pikirannya ada bermacam- macam penyebabnya. Untuk dapat menyembuhkan keadaan itu bergantung pada mental si penderita.

Kamis, 17 Januari 2013

BAB IX ( MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB )

A.    PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB
Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia dalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah berkewenangan menaggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau emberikan jawab dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja manupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan masyarakat, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia tidak mau bertanggung jawab maka ada pihak lain yang memaksakan tanggung jawab itu. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisikepentingan pihak lain.
B.    MACAM- MACAM TANGGUNG JAWAB
Taggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya. Atas dasar ini, lalu dikenal beberapajenis tanggung jawab, yaitu :
a.    Tanggung jawab terhadapdiri sendiri
b.    Tanggng jawab trhadap keluarga
c.    Tanggung jawab terhadap masyarakat
d.    Tanggung jawab kepada bangsa/ negara
e.    Tanggung jawab terhadap Tuhan
C.    PENGABDIAN DAN PENGORBANAN
Wujud tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan pengorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.
a.    Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai pewujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.
b.    Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih.   


BAB VIII ( MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP )

A.    PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati. Karena itu ia menentukan masa depan seseorang. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau perimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Dengan demikian pandangan hidup itu bukannlah timbul seketika atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus menerus, sehingga hasil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya. Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya.
Pandangan hidup banyak sekali macamnya dan ragamnya. Akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
1.    Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
2.    Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut.
3.    Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai unsur- unsur yaitu,cita- cita, kebajikan, usaha, keyakinan/ kepercayaan. Keempat unsur ini merupakan satu rangkaian kesatuan yang tidak terpisahkan. Cita- cita ialah apa yang diinginkan yang mungkin dapat dicapai engan usaha atau perjuangan. Tujuan yang hendak dicapai ialah kebajikan, yaitu segala hal yang baik yang membuat manusia makmur, bahagia, damai, tentram. Usaha atau perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan/ kepercayaan. Keyakinan/ kepercayaan diukur dengan kemampuan akal, kemampuan jasmani, dan kepercayaan kepada Tuhan. 
B.    CITA- CITA
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, yang disebut cita- cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Bai keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa yang mau diperoleh seseorang pada masa datang. Dengan demikian cita- cita merupakan pandangan masa depan, merupakan pandangan hidup yang akan datang.
Antara masa sekarang yang merupakan realita dengan masa yang akan datang sebagai ide atau cita- cita terdapat jarak waktu. Dapatkah seseorang mencapai apa yang dicita- citakan, hal itu bergantung dari tiga faktor. Pertama, manusianya yaitu yang memiliki cita- cita; kedua, kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita- citakan; dan ketiga, seberapa tinggikah cita- cita yang hendak dicapai.
C.    KEBAJIKAN
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma- norma agama dan etika.
Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik, mahluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik.
Manusia adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan. Kedua unsur itu terpisah bila manusia meninggal. Karena merupakan pribadi, manusia mempunyai pendapat sendiri, ia mencintai diri sendiri, perasaan sendiri, cita- cita sendiri dan sebagainya.
Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi, yaitu manusia sebagai mahluk pribadi, manusia sebagai anggota masyarakat, dan manusia sebagai mahluk Tuhan.
    Jadi kebajikan itu adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat, dan hukum Tuhan. Kebajikan berarti berkata sopan, santun, berbahasa baik, bertingkah laku baik, ramah tamah terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang melihatnya.
Namun ada pula kebajikan semu, yaitu kejahatan yang berselubung kebajikan. Kebajikan semu ini sangat berbahaya, karena pelakunya orang- orang munafik. Yang bermaksud mencari keuntungan diri sendiri.
Faktor- faktor yang menentukan tingkah laku setiap orang ada tiga hal .
1.    Faktor pembawaan (hereditas) yang telah ditentukan pada waktu seseorang masih didalam kandungan. Pembawaan adalah hal yang diturunkan atau dipusakai oleh orang tua.
2.    Faktor lingkungan (environment) lingkungan membentuk jiwa seseorang meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
3.    Faktor pengalaman yang khas yang diperoleh. Baik pengalaman pahit yang sikapnya negatif, maupun pengalaman manis yang sikapnya positif.
D.    USAHA / PERJUANGAN
Usaha/ perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita- cita. Setiap manusia harus kerja keras untuk kelanjutan hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah usaha/perjuangan. Perjuangan untuk hidup. Dan ini sudah kodrat manusia. Tanpa usaha/perjuangan, manusia tidak dapat hidup sempurna.
Kerja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sebaliknya pemalas membuat manusia itu miskin, melarat, dan berrarti menjatuhkan harkat dan martabatnya sendiri. Karena itu tidak boleh bermalas- malas, bersantai- santai dalam hidup ini.
E.    KEYAKINAN / KEPERCAYAAN
Kayakinan / kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan. Menurut Prof. Dr. Harun Nasution, ada tiga aliran filsafat, yaitu aliran naturalisme, aliran intelektualisme, dan aliran gabungan.
a.    Aliran naturalisme
Hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari natur, dan itu dari Tuhan. Tetapi bagi yang tidak percaya pada Tuhan, natur itulah yang tertinggi. Tuhan menciptakan alam semesta lengkap dengan hukum- hukumnya secara mutlak dikuasai Tuhan.
Bagi yang percayaTuhan, Tuhan itulah kekuasaan teringgi. Manusia adalah mahluk ciptaan tuhan. Karena itu manusia mengabdi kepada Tuhan berdasarkan ajaran- ajaran Tuhan yaitu agama. Ajaran agama ada dua macam yaitu :
1.    Ajaran agama dogmatis, yang disampaikan oleh Tuhan melalui nabi- nabi. Ajaran agama yang dogmatis bersifat mutlak (absolut), terdapat dalam kitab suci Al-Qur’an dan Hadist. Sifatnya tetap tidak berubah- ubah.
2.    Ajaran agama dari pemjuka- pemuka agama, yaitu sebagai hasil pemikira manusia, sifatnya relatif (terbatas). Ajaran agama dari pemuka-pemuka agama termasuk kebudayaan, terdapat dalam buku- buku agama yang ditulis oleh pemuka- pemuka agama. Sifatnya dapat berubah- ubah sesuai dengan perkembangan jaman.
b.    Aliran intelektualisme
Dasar aliran ini adalah logika/ akal. Manusia mengutamakan akal. Dengan akal manusia berpikir. Mana yang benar menurut akal inilah yang baik, walaupunbertentangan dengan kekuatan hati nurani.
c.    Aliran gabungan
Dasar aliran ini ialah kekuatan gaib dan juga akal. Kekuatan gaib artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan, yang menentukan benar atau tidaknya sesuatu. Segala sesuatu dinilai dengan akal, baik sebagai logika berpikir, maupun sebagai rasa (hati nurani). Jadi, apa yang benar menurut logika berpikir juga dapat diterima oleh hati nurani.
F.    LANGKAH- LANGKAH BERPADANGAN HIDUP YANG BAIK
Manusia pasti mempunyai pandangan hidup walau bagaimanapun bentuknya. Bagaimana kita memperlakukan pandangan hidup itu tergantung pada orang yang bersangkutan. Ada yang memperlakukan pandangan hidup itu sebagai sarana mencapai tujuan dan ada pula yang memperlakukan sebagai penimbul kesejahteraan, ketentraman dan sebagainya.
Akan tetapi, yang terpenting seharusnya kita mempunyai langkah- langkah berpandangan hidup ini. Karena dengan mempunyai langkah- langkah itulah kita dapat memperlakukan pandangan hidup sebagai sarana mencapai tujuan dan cita- cita dengan baik. Adapun langkah- langkah itu sebagai berikut :
1.    Mengenal
2.    Mengerti
3.    Menghayati
4.    Meyakini
5.    Mengabdi
6.    Mengamankan
     

BAB VII ( MANUSIA DAN KEADILAN )

A.    PENGERTIAN KEADILAN
Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi haknya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.
Berdasarkan kesadaran etis, kita diminta untuk tidak hanya menuntut hak dan lupa menjalankan kewajiban. Jika kita hanya menuntut hak dan lupa menjalankan kewajiban, maka sikap dan tindakan kita akan mengarah pada pemerasan dan memperbudak orang lain. Sebaliknya jika kita hanya menjalankan kewajiban dan lupa menuntut hak, maka kita akan mudah diperbudak atau diperas oleh orang lain.
B.    KEADILAN SOSIAL
Untuk mewujudkan keadilan sosial itu, diperinci perbuatan dan sikap yang perlu dipupuk, yakni :
1.    Perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2.    Sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak- hak orang lain.
3.    Sikap suka memberi pertolongan kepada orang yang memerlukan.
4.    Sikap suka bekerja keras.
5.    Sikap menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Asas yang menuju keadilan sosial itu akan dituangkan dalam berbagai langkah dan kegiatan, antara lain melalui delapan jalur pemerataan, yaitu :
1.    Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat khususnya pangan, sandang dan perumahan.
2.    Pemerataan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan.
3.    Pemerataan pembagian pendapatan.
4.    Pemerataan kesempatan kerja.
5.    Pemerataan kesempatan berusaha.
6.    Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya bagi generasi muda dan kaum wanita.
7.    Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air.
8.    Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.
Keadilan dan ketidak adilan dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia karena dalam hidupnya manusia menghadapi keadilan / ketidak adilan setiap hari. Oleh sebab itu keadilan dan ketidak adilan, menimbulkan daya kreatifitas manusia.
C.    BERBAGAI MACAM KEADILAN
a.    Keadilan legal atau keadilan moral.
b.    Keadilan distribusi.
c.    Keadilan komunikatif.
Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum.
D.    KEJUJURAN
Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya apa yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar- benar ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan- perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum.untuk itu dituntut satu kata dan perbuatan, yang berarti bahwa apa yang dikatakan harus sama dengan perbuatannya. Karena itu jujur berarti juga menepati janji atau kesanggupan yang terlampir melalui kata- kata ataupun yang masih terkandung dalam hati nuraninya yang berupa kehendak, harapan dan niat. Seseorang yang tidak menepati niatnya berarti mendustai diri sendiri.
Pada hakekatnya jujur atau kejujuran dilandasi oleh kesadaran moral yang tinggi, kesadaran pengakuan akan adanya sama hak dan kewajiban, serta rasa takut terhadap kesalahan atau dosa.
Adapun kesadaran moral adalah kesadaran tentang diri kita sendiri karena kita melihat diri kita sendiri berhadapan dengan hal baik buruk.
Berbagai hal yang menyebabkan orang berbuat tidak jujur, mungkin karena tidak rela, mungkin karena pengaruh lungkungan, karena sosial ekonomi, terpaksa ingin populer, karena sopan santun dan untuk mendidik.
E.    KECURANGAN
Kecurangan atau curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik, meskipun tidak serupa benar. Sudah tentu kecurangan sebagai lawan jujur.
Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nuraninya. Atau, orang itu memang dari hatinya sudah erniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga atau usaha? Sudah tentu keuntungan itu diperoleh dengan tidak wajar. Yang dimaksud dengan keuntungan disini adalah keuntungan, yang berupa materi. Mereka yang berbuat curang menganggap akan mendatangkan kesenangan atau keenakan, meskipun orang lain menderita karenanya.
Kecurangan menyebabkan manusia menjadi serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, paling kaya dan senang bila masyarakat disekelilingnya hidup menderita.
Bermacam- macam sebab orang melakukan kecurangan. Ditinjau dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya, ada empat aspek yaitu aspek ekonomi, aspek kebudayaan, aspek peradaban, dan aspek teknik. Apabila keempat aspek tersebut dilaksanakan secara wajar, maka segalanya akan berjalan sesuai dengan norma- norma moral atau norma hukum. Akan tetapi, apabila manusia dalam hatinya telah digerogoti jiwa tamak, iri, dengki, maka manusia akan melakukan perbuatan yang melanggar norma tersebut dan jadilah kecurangan.
F.    PEMULIHAN NAMA BAIK
Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menjaga dengan hati- hati agar namanya tetap baik. Lebih- lebih jika ia menjadi teladan bagi orang/ tetangga disekitarnya adalah suatu kebanggaan batin yang tak ternilai harganya.
Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Atau boleh dikatakan nama baik atau tidak baik itu adalah tingkah laku atau perbuatannya. Yang dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatan itu, antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatan- perbuatan yang dihalalkan agama dan lain sebagainya.
Tingkah laku atau perbuatan yang baik dengan nama baik itu pada hakekatnya sesuai dengan kodrat manusia, yaitu :
a.    Manusia menurut sifat dasarnya adalah mahluk moral.
b.    Ada aturan- aturan yang berdiri sendiri yang harus dipatuhi manusia untuk mewujudkan dirinya sendiri sebagai pelaku moral tersebut.
Pada hakekatnya pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya; bahwa apa yang diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan akhlak.
Ada tiga macam godaan yaitu deraja/ pangkat, harta dan wanita. Bila orang tidak dapat menguasai hawa nafsunya, maka ia akan terjerumus kedalam jurang kenistaan karena untuk memiliki derajat/ pangkat, harta dan wanita itu dengan mempergunakan jalan yang tidak wajar. Jalan itu antara lain, fitnah, membohong, suap, mencuri, merampok, dan menempuh semua jalan yang diharamkan.
Untuk memulihkan nama baik, manusia harus tobat atau minta maaf. Tobat dan minta maaf tidak hanya dibibir, melainkan harus bertingkah laku yang sopan, ramah, berbuat budi darma dengan memberikan kebajikan dan pertolongan kepada sesama hidup yang perlu ditolong dengan penuh kasih sayang, tanpa pamrih, takwa kepada Tuhan dan mempunyai sikap rela, tawakal, jujur, adil dan  budi luhur selalu dipupuk.
G.    PEMBALASAN
Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa perbuatan yang serupa, tingkah laku yan seimbang.
Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan. Pergaulan yang bersahabat mendapat balasan yang bersahabat. Sebaliknya, pergaulan yang penuh kecurigaan menimbulkan balasan yang tidak bersahabat pula.
Pada dasarnya, manusia adalah mahluk moral dan mahluk sosial. Dalam bergaul, manusia harus mematuhi norma- norma untuk mewujudkan moral itu. Bila manusia berbuat amoral, lingkunganlah yang menyebabkannya. Perbuatan amoral pada hakekatnya adalah perbuatan yang melanggar atau memperkosa hak dan kewajiban manusia lain.
Oleh karena itu tiap manusia tidak menghendaki hak dan kewajibannya dilanggar atau diperkosa, maka manusia berusaha mempertahankan hak dan kewajibannya itu. Mempertahankan hak dan kewajiban itu adalah pembalasan.

Rabu, 16 Januari 2013

BAB VI ( MANUSIA DAN PENDERITAAN )

A.    PENGERTIAN PENDERITAAN
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menaggung. Derita artinya menaggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensiatas penderitaan bertingkat- tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat- tindaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
B.    SIKSAAN
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rokhani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan.
Siksaan yang sifatnya psikis misalnya kebimbangan, kesepian dan ketakutan.
1.    Kebimbangan dialami oleh seseorang bila ia  pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil. Misalnya pada suatu saat apakah seseorang yang bimbang itu pergi atau tidak, siapakah dari kawannya yang akan dijadikan pacar tetapnya. Akibat dari kebimbangan seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu, sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu. Bagi orang yang lemah berpikirnya, masalah kebimbangan akan lam dialami, sehingga siksaan itu berkepanjangan. Tetapi bagi orang ynag kuat berpikirnnya ia akan cepat mengambil suatu keputusan, sehingga kebimbangan akan cepat dapat diatasi.
2.    Kesepian dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia dalam lingkungan orang ramai. Kesepian ini tidak boleh dicampur adukkan dengan keadaan sepi seperti yang dialami oleh petapa atau biarawan yang tinggalnya di tempat yang sepi. Tempat mereka memang sepi tapi hati mereka tidak sepi. Kesepian juga merupakan salah satu wujud dari siksaan yang dapat dialami oleh seseorang.
3.    Ketakutan merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar- besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Pada umumnya orang memiliki satu atau lebih phobia ringan seperti takut pada tkus, ular, serangga dan lain sebagainya. Tetapi pada sementara orang ketakutan itu sedemikian hebatnya sehingga sangat mengganggu. Seperti pada kesepian, ketakutan dapat juga timbul atau dialami seseorang walaupun lingkungannya ramai, sebab ketakutan merupakan hal yang sifatnya psikis. Banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan, antara lain :
a.    Claustrophobia dan Agoraphobia
Claustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup. Agoraphobia adalah ketakutan yang disebabkan seseorang berada di tempat terbuka.
b.    Gemang
Merupakan ketakutan bila seseorang di tempat yang tinggi. Hal itu disebabkan, karena ia takut akibat berda di tempat yang tinggi.
c.    Kegelapan
Merupakan suatu ketakutan seseorang bila ia berada di tempat yang gelap. Sebab dalam pikirannya dalam kegelapan demikian akan muncul sesuatu yang di takuti, misalnya setan, pencuri. Orang yang demikian menghendaki agar ruangan tempat tidur selalu dinyalakan lampu yang terang.
d.    Kesakitan
Merupakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami. Seseorang yang takut diinjeksi sudah berteriak- teriak sebelum jarum injeksi ditusukan ke dalam tubuhnya. Hal itu disebabkan karena dalam pikirannya semua akan menimbulkan kesakitan.
e.    Kegagalan
Merupakan ketakutan dari seseorang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan. Seseorang yang patah hati tidak mudah untuk bercinta kembali, karena takut dalam percintaan berikutnya juga akan terjadi kegagalan, trauma yang pernah dialaminya telah menjadikan dirinya ketakutan kalau sampai terulang lagi.
Apa yang membuat seseorang menjadi phobia ?
Ahli- ahli medis mempunyai pendapat yang berbeda- beda dan banyak penderitaan yang mempunyai teori tentang asal mula dari ketakutan mereka. Kebanyakan phobianya dimulai dengan suatu schock emosional atau suatu tekanan pada waktu tertentu, misalnya pekerjaan baru, kematian dalam keluarga, suatu operasi atau sakit yang serius. Beberapa penderita mengatakan bahwa mereka memang merasa gelisah dan tertekan sejak masih kanak- kanak, tetapi phobia juga dapat berkembang dalam diri orang- orang yang kelihatannya tenang dan mantap.
Umumnya ada dua aliran tentang penyebab phobia. Ahli- ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya ahli- ahli yang merawat tingkah laku percaya bahwa suatu phobia adalah problemanya dan tidak perlu menemukan sebab- sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli- ahli setuju bahwa tekanan dan ketegangan disebabkan oleh karena sipenderita hidup dalam keadaan ketakutan terus menerus, membuat keadaan sipenderita sepuluh kali lebih parah.
C.    KEKALUTAN MENTAL
Penderitaan bati dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.
Gejala- gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
a.    Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung.
b.    Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
Tahap- tahap gangguan kejiwaan adalah :
a.    Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala- gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rokhani.
b.    Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara bertahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita gangguan kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecah problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dari persoalan, tetapi melawan atau memecah persoalan.
c.    Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
Sebab- sebab timbulnya kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut :
a.    Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempuena ; hal- hal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri yang secara berangsur- angsur akan menyudutkan kedudukannya dan menghancurkan mentalnya.
b.    Terjadinya konflik sosial budaya akibat norma berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi.
c.     Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehiduapn sosial.
Proses- proses kekalutan mental yang dialami oleh seseorang mendorongnya kearah
a.    Positif : trauma (luka jiwa) yang dialami dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup, misalnya melakukan shalat tahajut waktu malam hari untuk memperoleh ketenangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya, ataupun melakukan kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam kehidupan.
b.    Negaif : trauma yang dialami diperlarutkan atau dipertuturkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan. Bentuk frustasi antara lain :
1.    Agresi berupa kemarahan yang meluap- meluap akibat emosi yang tidak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadinya hypertensi (tekanan darah tinggi) atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya.
2.    Regresi adalah kembali pada pola reaksi yang primitif atau kekanak- kanakan (infantil).
3.    Fiksasi adalah peletakan atau pembatasan pada satu pola yang sama.
4.    Proyeksi merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap- sikap sendiri yang negatif pada orang lain.
5.    Identifikasi adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya.
6.    Narsisme adalah self love yang berlebihan, sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior daripada orang lain.
7.    Autisme adalah gejala menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yang dapat menjurus ke sifat yang sinting.
Penderita kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
1.    Kota- kota besar
2.    Anak- anak muda usia
3.    Wanita
4.    Orang yang tidak beragama
5.    Orang yang terlalu mengejar materi

D.     PENDERITAAN DAN PERJUANGAN
Setiap manusia mengalami penderitaan, baik berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia adalah mahluk berbudaya, dengan budaya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau dialaminya. Hal ini membuat manusia itu kreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau mengalami penderitaan.
Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka.
E.    PENDERITAAN, MEDIA MASA DAN SENIMAN
Dalam dunia modern sekarang ini kemungkinan terjadi penderitaan itu lebih besar. Hal ini telah dibuktikan oleh kemajuan teknologi dan sebagainya menyejahterkan manusia dan sebagian lainnya membuat manusia menderita. Penciptaan bom atom, rektor nuklir, pabrik senjata, peluru kendali, pabrik bahan kimia merupakan sumber peluang terjadinya penderitaan manusia. Hal ini sudah terjadi seperti bom atom di Hirosyima dan Nagasaki, kebocoran reaktor nuklir di Unisovyet, kebocoran gas beracun di India, penggunaan peluru kendali dalam perang Irak. Beberapa sebab lain yang menimbulkan penderitaan manusia ialah kecelakaan, bencana alam, bencana perang, dan lain- lain.
Media masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa- peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara manusia terutama bagi yang merasa simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca, penontonya dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni.
F.    PENDERITAAN DAN SEBAB- SEBABNYA
Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab- sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
a.    Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat diperbaiki manusia supaya menjadi baik. Dengan kata lain, manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya. Perbedaan nasib buruk dan takdir, Tuhan yang menentukan sedangkan nasib buruk itu manusia penyebabnya.
b.    Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/ ajab Tuhan
Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu.
G.    PENGARUH PENDERITAAN
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh yang bermacam- macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atautidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.
Sikap positif yaitu sikap optimis mangatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa, ia berjuang menentang kekerasan, dan lain- lain.

BAB V ( MANUSIA DAN KEINDAHAN )

A.    KEINDAHAN
    Kata keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek, dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni, pemandangan alam, manusia, rumah, tatanan, perabot rumah tangga, suara, warna, dan sebagainya.
    Keindahan adalah identik dengan kebenaran. Keindahan kebenaran dan kebenaran keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran bararti tidak indah. Karena itu tiruan lukiasan monalisa tidak indah, karena dasarnya tidak benar.
    Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan atau lokal.
a.      Apakah keindahan itu ?
    Keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas. Keindahan itu baru jelas jika telah di hubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya. Dengan kata lain keindahan itu baru dapat dinikmati jika dihubungan dengan suatu bentuk. Dengan bentuk itu keindahan dapat berkomunikasi.
    Menurut cakupannya orang harus membedakan antara keindahan sebagai suatu kwalita abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Untuk perbedaan ini dalam bahasa Inggris sering digunakan istilah beauty (keindahan) dan the beautiful (benda atau hal yang indah). Dalam pembatasan filsafat kedua pengertian itu kadang- kadang dicampuradukan saja. Disamping itu terdapat pula perbedaan menurut lusa pengertian, yakni :
a)   Keindahan dalam arti yang luas
b)   Keindahan dalam arti estetis murni
c)   keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan
    keindahan dalam arti luas merupakan pengertian semula dari bangsa Yunani dulu yang didalamnya tercakup pula kebaikan. Jadi keindahan ynag seluas- luasnya meliputi :
-    Keindahan seni
-    Keindahan alam
-    Keindahan moral
-    Keindahan intelektual

b.      Nilai estetik
    Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik. Nilai adalah semata- mata suatu realita psikologis yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada bendanya itu sendiri.
c.      Kontemlasi dan ekstansi
    Keindahan dapat dinikmati menurut selera seni dan selera biasa. Keindahan yang didasarkan pada selera seni didukung oleh faktor kontemplasi dan ekstansi. Kontemplasiadalah dasar pada diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati seuatu yang indah. Apabila kedua dasar ini dihubungkan dengan bentuk di luar diri manusia, maka akan terjadi penilaian bahwa sesuatu itu indah.
d.      Apa sebab manusia menciptakan keindahan ?
    Keindahan itu pada dasarnya adalah alamiah. Alam ciptaan Tuhan. Ini berarti bahwa keindahan itu ciptaan Tuhan. Alamiah artinya wajar, tidak berlebihan tidak juga kurang.
Berikut ini akan dicoba menguraikan alasan/ motivasi dan tujuan seniman menciptakan keindahan.
1.      Tata nilai yang telah usang
    Tata nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai lagi denagn keadaan, sehingga dirasakan sebagai hamabatan yang merugikan dan mengorbankan nilai- nilai kemanusiaan, misalnya kawin paksa, pingita, derajat wanita lebih rendah dari derajat laki- laki.
2.      Kemerosotan zaman
    Keadaan yang merendahkan derajat dan nilai kemanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia yang bejad terutama dari segi kebutuhan seksual.
3.      Penderitaan manusia
    Banyak faktor yang membuat manusia itu menderita. Tetapi yang paling menentukan ialah faktor manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat orang menderita sebagai akibat nafsu yang ingin berkuasa, serakah, tidak berhati- hati dan sebagainya.
4.      Keagungan Tuhan
    Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta serta kejadian- kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan Tuhan. Manusia hanya dapat meniru saja keindahan Tuhan itu.
e.      Keindahan menurut padangan romantik
    Bahwa sesuatu yang indah adalah keriangan selama- lamanya, kemolekannya bertambah, dan tidak pernah berlalu ketiadaan. Dari sini kita mengetahui bahwa keindahan hanyalah sebuah konsep yang baru berkomunikasi setelah mempunyai bentuk.
B.      RENUNGAN
    Renungan berasal dari kata renung ; artinya diam- diam mmikirkan sesuatu, atau memikikan sesuatu denagn dalam- dalam. Renungan adalah hasing merenung. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori. Teori- teori itu adalah : teori pengungkapan, teori metafisik, dan teori psikologik.
a)      Teori pengungkapan
    Teori pengungkapan adalah Leo Tolstoi dia menegaskan bahwa kegiatan seni adalah memunculkan dalam diri sendiri suatu perasaan yang seseorang telah mengalaminya dan telah memunculkan itu kemudian dengan perantaraan berbagai gerak, garis, warna, suara dan bentuk yang dingkapkan dalam kata- kata memindahkan perasaan itu sehingga orang- orang mengalami perasaan yang sama.
b)      Teori metafisik
    Teori seni yang bercorak metafisis merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari Plato dan karya- karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsafat, konsepsi keindahan dan teori seni.\
c)      Teori psikologis
    Sebagian ahli estetis dalam abad modern menelaah teori- teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan mempergunakan metode- metode psikologis.
Sebuah teori lagi yang dapat dimasukan dalam teori psikologis ialah teori penandaan (signification theory). Yang memandang seni suatu lambang atau tanda dari perasaan manusia.
C.      KESERASIAN
    Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan seimbang.
a.      Teori obyektif dan teori subyektif
    Teori obyektif berpendapat, bahwa keindahan atau ciri- ciri yang mencipta nilai estetik adalah sifat (kualita) yang memang telah melekat pada bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya.
Teori subyektif, menyatakan bahwa ciri- ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri seseorang yang mengamati sesuatu benda.
b.      Teori perimbangan
    Teori obyektif memandang keindahan dari bangsa Yunani Kuno dulu dan dipahami pula dalam arti yang lebih terbatas, yakni secara kualitatif yang diungkapkan dengan angka- angka. Keindahan dianggap sebagai kualita dari benda- benda yang disusun (yakni mempunyai bagian- bagian).

BAB IV ( MANUSIA DAN CINTA KASIH )

A.    PENGERTIAN CINTA KASIH
    Menurut kamus umum Bahasa Indonesia karya W.J.S Poerdawarminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian arti cinta dan kasih hampir bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rata cinta. Karena itu cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada sesorang yang disertai menaruh belas kasihan.
    Walaupun cinta kasih mengandung arti hampir bersamaan, namun terdapat perbedaan juga antara keduanya. Cinta lebih mengandung pengertian mendalamnya rasa, sedangkan kasih lebih keluarnya ; dengan kata lain bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata.
    Cinta memegang peranan yang penting dalam kehidupan manusia, sebab cinta merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan pemeliharaan anak, hubungan ynag erat dimasyarakat dan hubungan manusiawi yang akrab. Demikian pula cinta adalah pengikat yang kokoh antara manusia dan Tuhannya sehingga manusia menyembah Tuhan dengan Ikhlas, mengikuti perintah-Nya, dan berpegang teguh pada syariat-Nya.
    Cinta tingkat terendah adalah cinta yang paling keji, hina, dan merusak rasa kemanusiaan. Karena itu ia adalah cinta rendahan. Bentuknya beraneka ragam misalnya :
1.    Cinta kepada thagut. Thagut adalah syetan, atau sesuatu yang disembah selain Tuhan. Dalam surat Al Baqarah, Allah berfirman :
Dan diantara manusia dan orang- orang yang menyembah tandingan- tandingan Allah ; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang- orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah.
2.    Cinta berdasarkan hawa nafsu.
3.    Cinta yang lebih mengutamakan kecintaan kepada orang tua, anak, istri, perniagaan, dan tempat tinggal.
    Hikmah cinta adalah sangat besar. Hanya orang yang telah diberi kefahaman dan kecerdasan oleh allah sajalah yang mampu merenungkannya. Diantara hikmah- hikmah tersebut adalah :
1.    Sesungguhnya cinta adalah merupakan ujian yang berat dan pahit dala kehidupan manusia, karena setiap cinta akan mengalami berbagai macam rintangan.
2.    Bahwa fenomena cinta yang telah melekat di dalam jiwa manusia merupakan pendorong dan pembangkit yang paling besar di dalam melestarikan kehidupan lingkungan. Kalau bukan karena cinta, tentu manusia tidak akan pernah terdorong gairah hidupnya untuk mewujudkan apa yang dicita- citakan. Pendek kata kalua bukan fenomena cinta, tak akan pernah ada gerakan, kreasi, dan apresiasi di dunia ini. Juga tak akan pernah ada pembangunan dan kemajuan.
3.    Bahwa fenomena cinta merupakan faktor utama di dalam kelanjutan hidup manusia, dalam kenal- mengenal antar mereka. Juga untuk saling memanfaatkan kemajuan bangsa. Ia merupakan modal utama di dalam mengenal berbagai macam ilmu pengetahuan yang tersimpan di dalam keindahan alam, kehidupan dan kemanusiaan.
4.      Fenomena cinta, jika diperhatikan merupakan pengikat yang paling kuat di dalam hubungan antar anggota keluarga, kerukunan bermasyarakat, mengasihi sesama mahluk hidup, menegakkan keamanan, ketentraman, dan keselamatan di segala penjuru bumi. Cinta merupakan benih dari segala kasih dan sayang, dan segala bentuk persahabatan, dimanapun adanya.

B.    CINTA MENURUT AJARAN AGAMA
    Dalam kehidupan manusia cinta menampakkan diri dalam bernagai bentuk. Kadang- kadang seseorang mencintai dirinya sendiri. Kadang- kadang mencintai orang lain. Atau juga istri dan anaknya, hartanya, atau Allah dan Rasulnya. Berbagai bentuk cinta ini bisa kita dapatkan dalam kitab suci Al-Qu’ran.
1.    Cinta diri
    Cinta diri erat kaitannya dengan dorongan menjaga diri. Manusia senag untuk tetap hidup, mengembangkan potensi dirinya, dan mengaktualisasikan diri. Ia mencintai segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada dirinya. Sebaliknya ia membenci segala sesuatu yang menghalanginya untuk hidup, berkembang dan mengaktualisasikan diri. Ia juga membenci segala sesuatu yang mendatangkan rasa sakit, penyakit dan mara bahaya. Al-Qur’an telah mengungkapkan cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri ini, kecenderungannya untuk menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi dirinya, dan menghindari dari segala sesuatu yang membahayakan keselamatan dirinya, melalui ucapan Nabi Muhammad SAW, bahwa seandainya beliau mengetahui hal- hal gaib, tentu beliau akan memperbanyak hal- hal yang baik bagi dirinya dan menjauhkan dirinya dari segala keburukan.
    Namun hendaknya cinta manusia pada dirinya tidaklah terlalu berlebih- lebihan dan melewati batas. Sepatutnya cinta pada diri sendiri ini diimbangi dengan cinta pada orang lain dan cinta berbuat kebajikan kepada mereka.
2.    Cinta kepada sesama manusia.
    Agar manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainnya, tidak boleh tidak ia harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Hendaknya ia menyeimbangkan cintanya itu dengan cinta dan kasih sayang pada orang- orang lain, bekerja sama dengan dan memberi bantuan pada orang lain. Oleh karena itu, Allah ketika memberi isyarat tentang kecintaan manusia pada dirinya sendiri, seperti yang tampak pada keluh kesahnya apabila ia tertimpa kesusahan dan usahanya yang terus menerus untuk memperoleh kebaikan serta kebhakilannya dalam memberikan sebagian karunia yang diperolehnya, setelah itu Allah lansung memberi pujian pada orang- orang yang berusaha untuk tidak berlebih- lebihan dalam cintanya kepada diri sendiri dan melepaskan diri dari gejala- gejala itu adalah dengan melalui iman, menegakkan shalat, memberikan zakat, bersedekah kepada orang- orang miskin dan tak punya, dan menjauhi segala larangan Allah. Keimanan yang demikian ini akan bisa menyeimbangkan antara cintanya kepada diri sendiri dan cintanya kepada orang lain, dan dengan demikian akan bisa merealisasikan kebaikan individu dan masyarakat.
3.    Cinta seksual
    Cinta erat kaitannya dengan dorongan sksual. Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang, keserasian, dan kerja sama antara suami dan istri. Ia merupakan faktor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga.
    Dorongan seksual melakukan suatu fungsi penting, yaitu melahirkan keturunan demi kelangsungan jenis. Lewat golongan seksualah terbentuk keluarga. Dari keluarga terbentuk masyarakat dan bangsa. Dengan demikian bumi pun menjadi ramai. Bangsa- bangsa saling kenal mengenal, kebudayaan berkembang, dan ilmu pengetahuan dan industri menjadi maju. Islam mengakui dorongan seksual dan tidak mengingkarinya. Jelas dengan sendirinya ia mengakui pula cinta seksual yang mengakui dorongan tersebut. Sebab ia merupakan emosi alamiah dalam dri manusia yang tidak diingkari, tidak ditentang ataupun ditekannya. Yang diserukan Islam hanyalah pengendalian dan penguasaan cinta ini, lewat pemenuhan dorongan tersebut dengan cara yang sah, yaitu dengan perkawinan.
4.    Cinta kebapakan
    Mengingat bahwa antara ayah dengan anak- anaknya tidak terjalin oleh ikatan- ikatan fisiologis seperti yang menghubungkan si Ibu dengan anak- anaknya, maka para ahli ilmu jiwa modern berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorngan fisiologis seperti halnya dorongan keibuan, meliankan dorongan psikis. Dorongan ini nampak jelas dalam cinta bapak kepada anak- anaknya, karena mereka sumber kesenangan dan kegembiraan baginya, sumber kekuatan dan kebanggaan, dan merupakan faktor penting bagi kelangsungan peran bapak dan kehidupan dan tetap terkenangnya ia setelah meninggal dunia.
    Cinta kebapakan dalam Al-Qur’an diisyaratkan dalam kisah nabi Nuh as. Betapa cintanya ia kepada anaknya, tampak jelas ketika ia memanggilnya dengan penuh rasa cinta, kasih sayang, dan belas kasihan, untuk naik keperahu agar tidak tenggelam di telan ombak.
5.    Cinta kepada Allah
    Puncak cinta manusia, yang paling bening, jernih dan spiritual ialah cintanya kepada Allah dan kerinduannya kepada-Nya. Tidak hanya dalam shalat, pujian, dan doanya saja, tetapi juga dalam semua tindakan dan tingkah lakunya. Semua tingkah laku dan tindakannya di tunjukan kepada Allah, mengharapkan penerimaan dan Ridha-Nya.
    Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinta itu menjadi kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupannya dan menundukkan semua bentuk kecintaan lainnya. Cinta ini pun juga akan membuatnya menjadi seorang yang cinta pada sesama manusia, hewan, seluruh mahluk Allah dan seluruh alam semesta. Sebab dalam pandangannya semua wujud yang ada disekelilingnya mempunyai manifestasi dari Tuhannya yang membangkitkan kerinduan- kerinduan spiritualnya dan harapan kalbunya.
6.    Cinta kepada Rasul
    Cinta kepada Rasul yang diutus Allah, sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta, menduduki peringkat ke dua setelah cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya. Seorang mukmin yang benar- benar beriman dengan sepenuh hati akan mencintai Rasulullah yang telah menanggung derita dakwah islam, berjuang dengan penuh segala kesulitan sehingga islam tersebar di seluruh penjuru dunia, dan membawa kemanusiaan dari kekelaman kesesatan menuju cahaya petunjuk.
C.    KASIH SAYANG
    Pengertian kasih sayang menurut kamus umum Bahasa Indonesia karangan W.J.S Poerdawarminta adalah perasaan sayang, perasaan cinta, atau perasaan suka kepada sesorang.
    Dalam kasih sayang sadar atau tidak sadar dari masing- masing pihak di tuntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh. Bila salah satu unsur kasih sayang hilang, misalnya unsur tanggung jawab, maka retaklah keutuhan rumah tangga itu. Kasih sayang yang tidak disertai kejujuran, terancamlah rumah tangga itu.
    Suatu kasus yang sering terjadi, yang menyebabkan seseorang menjadi morfinis, keberandalan remaja, frustasi dan sebagainya, dimana semuanya dilatar belakangi kurangnya perhatian dan kasih sayang dalam kehidupan keluarganya.
    Adanya kasih sayang ini mempengaruhi kehidupan si anak dalam masyarakat. Orang tua dalam memberikan kasih sayangnya bermacam- macam demkian pula sebaliknya. Dari cara pemberian cinta kasih ini dapat dibedakan :
1.    Orang tua bersifat aktif, si anak bersikap pasif.
    Dalam hal ini orang tua memberikan kasih sayang terhadap anaknya baik berupa moral- materil dengan sebanyak- banyaknya, dan si anak menerima saja, mengiyakan tanpa memberikan respon. Hal ini menjadikan si anak menjadi takut, kurang berani dalam masyarakat, tidak berani menyatakan pendapat, minder, sehingga si anak tidak mampu berdiri sendiri di dalam masyarakat.
2.    Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat aktif.
    Dalam hal ini si anak berlebih- lebihan memberikan kasih sayang terhadap orang tuanya, kasih sayang ini diberikan secara sepihak, orang tua mendiamkan saja tingkah laku si anak, tidak memberikan perhatian apa yang diperbuat si anak.
3.    Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat pasif.
    Di sini jelas bahwa masing- masing membawa hidupnya, tingkah lakunya sendiri- sendiri, tanpa saling memperhatikan. Kehidupan keluarga sangat dingin, tidak ada kaish sayang, masing- masing membawa caranya sendiri, tidak ada tegur sapa jika tidak perlu. Orang tua hanya memenuhi dalam bidang materi saja.
4.    Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat aktif.
    Dalam hal ini orang tua dan anak saling memberikan kasih sayang dengan sebanyak- banyaknya. Sehingga hubungan orang tua dan anak sangat intim dan mesra. Saling mencintai, saling menghargai, saling membutuhkan.
D.    KEMESRAAN
    Kemesraan berasal dari kata dasar mesra, artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan ialah hubungan yang akrab baik antara pria wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga.
    Kemesraan cinta tidak hanya terpatri dalam lubuk hati masing- masing tapi juga memancar dari sinar mata keduanya yang bening dan belaian- belaian mesra jari- jemari mereka yang bergetar.
E.    PEMUJAAN
    Pemujaan adalah salah satu manifestasi cinta manusia kepada tuhannya yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual. Kecintaan manusia kepada tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal ini ialah karena pemujaan kepada tuhan adalah inti, nilai dan makna kehidupan yang sebenarnya. Apa sebab itu terjadi adalah karena Tuhan menciptaka alam semesta.
    Tuhan adalah pencipta, tetapi Tuhan juga penghancur segalanya, bila manusia mengabaikan segala perintahnya. Karena itu ketakutan manusia selalu mendampingi hidupnya dan untuk menghilangkan ketakutan itu manusia memuja-Nya. Dalam surat Al-mu’minun ayat 98 dinyatakan, “ dan aku berlindung kepada-Mu. Ya Tuhanku, dari kehadiran-Nya di dekatku.”
    Karena itu jelaslah bagi kita semua, bahwa pemujaan kepada tuhan adalah bagian hidup manusia, karena Tuhan pencipta semesta termasuk manusia itu sendiri. Dan pencipta semesta untuk manusia.
    Pemujaan – pemujaan itu sebenarnya karena manusia ingin berkomunikasi dengan Tuhannya. Hal ini berarti manusia mohon ampun atas segala dosanya. Mohon perlindungan, mohon dilimpahkan kebijaksanaan, agar ditunjukkan jalan yang benar, mohon di tambahkan segala kekurangan yang ada padanya, dan lain- lain.
F.    BELAS KASIHAN
    Dalam surat Al-Qolam ayat 4, maka manusia menaruh belas kasihan kepada orang lain, karena belas kasihan adalah perbuatan yang berbudi. Sedangkan orang yang berbudi sangat dipuji oleh Allah SWT.
    Perbuatan atau menaruh belas kasihan adalah orang yang berahak. Manusia mempunyai potensi untuk berbelas kasihan. Masalahnya sanggupkah ia menggugah potensi belas kasihannya itu. Bila orang itu tergugah hatinya maka berarti orang berbudi dan terpujilah oleh Allah SWT.
    Dalam esai on love ada pengertian bahwa cinta adalah rasa persatuan tanpa syarat. Itu berarti dalam belas kasihan tidak terkandung unsur pamrih. Belas kaishan yang kita tumpahkan benar- benar keluar dari lubuk hati yang ikhlas. Kalau kita memberikan uang pada pengemis agar mendapatkan pujian, itu berarti tidak ikhlas, berarti ada tujuan tertentu. Hal seperti itu banyak terjadi dalam masyarakat.
a.     Cara- cara menumpahkan belas kasihan.
    Dalam kehidupan banyak sekali yang harus kita kasihani dan banyak cara kita menumpahken belas kasihan. Yang perlu kita kasihani antara lain : yatim piatu, orang- orang jompo yang tidak mempunyai ahli waris, pengemis yang benar- benar tidak mampu bekerja. Orang sakit di rumah sakit, orang cacat, masyarakat kita yang hidup menderita dan sebagainya.
G.    CINTA KASIH EROTIS
    Pertama- tama cinta kasih erotis kerap kali dicampurrbaurkan dengan pengalaman yang eksplosif berupa ajtuh cinta, yaitu keruntuhan tiba- tiba tembok yang sampai waktu itu terdapat diantara dua orang yang asing satu sama lain. Tetapi seperti yang telah dikatakan terlebih dahulu, pengalamna itimitas, kemesraan yang tiba- tiba ini pada hakekatnya hanyalah sementara saja.
Cinta kasih erotis apabila ia benar- benar cinta kasih, mempunyai satu pendirian, yaitu bahwa seseorang sungguh- sungguh mencintai dan menasihi dengan jiwanya yang sedalam- dalamya, dan menerima pribadi orang lain (wanita ataupun pria) dengan jiwanya yang sedalam- dalamnya. Pada hakekatnya, semua mahluk manusia itu identik. Kita semuanya merupakan bagian dari satu : kita merupakan satu. Karena demikian halnya, maka sebenarnya tak usahlah kita ambil pusing siapa yang kita cintai dan kita kasihi. Cinta kasih pada hakekatnya merupakan suatu perbuatan kemauan, suatu keputusan untuk mengikat kehidupan dengan kehidupan orang lain. Hal ini memanglah merupakan dasar gagasan bahwa suatu pernikahan tradisional, yang kedua mempelainya tidak pernah memilih jodohnya sendiri,  tetapi telah dipilihkan untuknya oleh orang lain, yang diharapkan ialah bahwa mereka akan saling mencinta dan mengasihi.
Dengan demikian, maka baik pandangan bahwa cinta kasih erotis merupakan atraksi individual belaka maupun pandangan bahwa cinta kasih erotis itu tidak lain dari pada perbuatan kemauan, kedua- duanya benar, atau lebih tepat jika dikatakan bahwa tidak terdapat pada yang sat, juga tidak pada yang lain. Oleh karena itu, gagasan bahwa hubungan pernikahan mudah saja diputuskan apabila orang tidak bersukses di dalamnya, merupakan gagasan yang sama sekali keliru dengan gagasan bahwa hubungan semacam itu, di dalam keadaan bagaimanapun, tidak boleh diputuskan.

BAB III ( KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN )

A.    PENDEKATAN KESUSASTRAAN
Hampir setiap jaman, sastra mempunyai peranan yang lebih penting. Alsan pertama, karena sestra mempergunakan bahasa. Sementara itu, bahasa mempunyai kemampuan untuk menampung hampir semua pernyataan kegiatan manusia. Dalam usahanya untuk memahami dirinya sendiri, yang kemudian melahirkan filsafat, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk memahami alam semesta, yang kemudian melahirkan ilmu pengetahuan, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk mengatur hubungan antara sesamanya yang kemudian melahirkan ilmu- ilmu sosial, manusia mempergunakan bahasa. Dengan demikian, manusia dan bahasa pada hakekatnya adalah satu. Kenyataan inilah mempermudah sastra untuk berkomunikasi.
Sastra juga lebih mudah berkomunikasi, karena pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi. Sementara itu filsafat, yang juga mempergunakan bahasa, adalah abstraksi. Cinta kasih, kebahagiaan, kebebasan, dan lainnya yang digarap oleh filsafat adalah abstrak. Sifat abstrak inilah yang menyebabkan filsafat kurang berkomunikasi.
B.    ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PROSA
Istilah prosa banyak padanannya. Kadang- adang disebut narrative fiction, prose fiction atau hanya fiction saja. Dalam bahasa Indonesia istilah tadi sering diterjemahkan menjadi cerita rekaan didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Istilah cerita rekaan umumnya dipakai untuk roman, atau novel atau cerita pendek.
Dalam kesusastraan Indonesia kita mengenal jenis prosa lama dan prosa baru
a.      Prosa lama meliputi
1.    Dongeng- dongeng
2.    Hikayat
3.    Sejarah
4.    Epos
5.    Cerita pelipur lara
b.    Prosa baru meliputi
1.    Cerita pendek
2.     roman/ novel
3.     Biografi
4.     Kisah
5.     Otobiografi

C.    NILAI- NILAI DALAM PROSA FIKSI
    Adapun nilai- nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain :
1.    Prosa fiksi memberikan kesenangan
    Keistimewaan kesenangan yang diperoleh dari membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu peristiwa atau kejadian yang dikisahkan. Pembaca dapat mengembangkan imajinasinya untuk mengenal daerah atau tempat yang asing, yang belum dikunjunginya atau yang tak mungkin dikunjungi selama hidupnya. Pembaca juga dapat mengenal tokoh- tokoh yang aneh atau asing tingkah lakunya atau mungkin rumit perjalanan hidupnya untuk mencapai sukses.
2.    Prosa fiksi memberikan informasi
    Fiksi memberikan sejenis informasi yang tidak terdapat didalam ensiklopedi. Dalam novel sering kita dapat belajar sesuatu yang lebih daripada sejarah atau laporan jurnalistik tentang kehidupan masa kini, kehidupan masa lau, bahkan juga kehidupan yang akan datang atau kehidupan yang asing sama sekali.
3.    Prosa fiksi memberikan warisan kultural
    Prosa fiksi dapat menstimulasi imaginasi, dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak henti- hentinya dari budaya bangsa.
4.    Prosa memberikan keseimbangan wawasan
    Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman- pengalaman dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan lebih banyak kesempatan untuk memilih respon- respon emosional atau rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda daripada apa yang disajikan dalam kehidupan sendiri.
D.    ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PUISI
    Pembahasan puisi dalam rangka pengajaran Ilmu Budaya Dasar tidak akan diarahkan pada tradisi pendidikan dan pengajaran sastra dan apresiasinya yang murni. Puisi dipakai sebagai media sekaligus sebagai sumber belajar sesuai dengan tema- tema atau pokok bahasan yang terdapat di dalam Ilmu Budaya Dasar.
    Kepuitisan, keartistikan atau keestetikan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan :
1.    Figura bahasa (figurative laguage) seperti gaya personifikasi, metafora, perbandigan, alegori, dsb sehingga puisi menjadi segar, hidup, menarik, dan memberi kejelasan gambaran agan.
2.    Kata- kata yang ambiquitas yaitu kata- kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
3.    Kata- kata berjiwa yaitu kata- kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
4.    Kata- kata yang konotatif yaitu kata- kata yang sudah diberi tambahan nilai- nilai rasa dan asosiasi- asosiasi tertentu.
5.    Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal- hal yang dilukiskan, sehingga lebih menggugah hati.
    Adapun alasan- alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar adalah sebagai berikut :
1.      Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia.
2.      Puisi dan keinsyafan / kesadaran individual.
3.      Puisi dan keinsyafan sosial.
Secara imaginatif puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia sosial yang bisa berupa :
-    Penderitaan atas ketidak adilan.
-    Perjuangan untuk kekuasaan.
-    Konflik dengan sesamanya.
-    Pemberontakkan terhadap hukum Tuhan.



BAB II ( MANUSIA DAN KEBUDAYAAN )

A.    MANUSIA
Manusia di alam dunia ini memegang peranan yang unik, dan dapat dipegang dari banyak segi.
Ada dua pandangan yang akan kita jadikan acuan untuk menjelaskan tentang unsur- unsur yang membangun manusia
1.    Manusia itu terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu
a.    Jasad, yaitu : badan kasar manusia yang nampak dari luarnya, dapat diraba dan difoto, dan menempati ruang dan waktu.
b.    Hayat, yaitu : mengandung unsur hidup, yang ditandai dengan gerak.
c.     Ruh, yaitu : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
d.    Nafsu, dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran tentang diri sendiri.
2.    Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur yaitu :
a.    Id, yang merupakan struktur kepribadian yang paling primitif dan paling tidak nampak. Id merupakan libido murni, atau energi psikis yang menunjukkan ciri alami yang irrasional yang terkait dengan sex, yang secara instingtual menentukan proses- proses ketidaksadaran (unconcious).
b.    Ego, merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari id, sering disebut sebagai kepribadian “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan energi Id kedalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain.
c.    Superego, merupakan struktur kepribadian yang paling akhir, muncul kira- kira pada usia lima tahun. Dibandingkan dengan id dan ego, yang berkembang secara internal dalam diri individu, superego terbentuk dari lingkungan eksternal. Jadi superego merupakan kesatuan standar- standar moral yang diterima oleh ego dari sejumlah agen yang mempunyai otoritas di dalam lingkungan luar diri, biasanya merupakan asimilasi dari pandangan- pandangan orang tua.

B.    HAKEKAT MANUSIA
a.    Mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
Tubuh adalah materi yang dapat dilihat, diraba, dirasa, wujudnya konkrit tetapi tidak abadi. Jika manusia itu meninggal, tubuhnya hancur dan lenyap. Jiwa terdapat didalam tubuh, tidak dapat dilihat, tdak dapat diraba, sifatnya abstrak tetapi abadi. Jiwa adalah roh yang ada didalam tubuh manusia sebagai penggerak dan sumber kehidupan.
b.    Mahluk cipaan Tuhan yang palin sempurna, jika dibandingkan dengan mahluk lainnya.
Kesemurnannya terletak pada adab dan budayanya, karena manusia dilengkapi oleh penciptanya dengan akal, perasaan, dan kehendak yang terdapat didalam jiwa manusia. Dengan akal (ratio) manusia mampu menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya trdapat pada manusia, misalnya :
1.    Perasaan intelektual, yaitu persaan yang berkenaan dengan pengetahuan.
2.    Perasaan estesis, yaitu persaan yang berkenaan dengan keindahan.
3.    Perasaan etis, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kebaikan.
4.    Perasaan diri, yaitu perasaan yang berkenaan dengan harga diri karena ada kelebihan dari yang lain.
5.    Perasaan sosial, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kelompok atau korp atau hidup bermasyarakat, ikut merasakan kehidupan orang lain.
6.    Perasaan religius, yaitu perasaan yang berkenaan dengan agama atau kepercayaan.
c.    Mahluk biokultural, yaitu mahluk hayati dan budayawi.
Manusia adalah produk dari saling tindak atau interaksi faktor- faktor hayati dan budayawi. Sebagai mahluk hayati, manusia dapat dipelajari dari segi- segi anatomi, fisiologi atau faal, biokimia, psikobiologi, patologi, genetika, biodemografi, evolusi biologisnya, dan sebagainya. Sebagai mahluk budayawi manusia dapat dipelajari dari segi- segi kemasyarakatan, kekerabatan, psikologi sosial, kesenian, ekonomi, perkakas, bahasa, dan sebagainya.
d.    Mahluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), memepunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.
Hidup manusia mempunyai tiga taraf, yaitu, estetis, etis, dan religius. Dengan kehidupan estetis, manusia mampu menangkap dunia sekitarnya sebagai dunia yang mengagumkan dan mengungkapkan kembali (karya) dalam lukisan, tarian, nyanyian yang indah. Dalam etis, manusia meningkatkan kehidupan estetis ke dalam tingkatan manusiawi dalam bentuk- bentuk keputusan bebas dan dipertanggungjawabkan. Dengan kehidupan religius, manusia menghayati pertemuannya dengan Tuhan.
C.    KEPRIBADIAN BANGSA TIMUR
Ilmu psikologi yang memang berasal dan timbul dari masyarakat Barat, dimana konsep indvidu itu mengambil tempat yang sangat penting, biasanya menganalisis jiwa manusia dengan terlampau banyak menekan kepada pembatasan konsep individu sebagai kesatuan analisis tersendiri.
D.    PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Kebudayaan jika dikaji dari asal bahasa sansekerta berasal dari kata budhayah yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa Latin, kebudayaan berasal dari corele, yang berarti mengolah tanah. Jadi kebudayaan secara umum dapat diartikan sebagai “segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau tempat tinggalnya.
E.    UNSUR- UNSUR KEBUDAYAAN
C. kluckhohn di dalam karyanya yang berjudul Universal Categories of culture mengemukakan, bahwa ada tujuh kebudayaan Universal, yaitu :
1.    Sistem religi (sistem kepercayaan).
2.    Sistem organisasi kemasyarakatan.
3.    Sistem pengetahuan.
4.    Sistem mata pencaharian hidup dan sistem- sistem ekonomi.
5.    Sistem teknologi dan peralatan.
6.    Bahasa
7.    Kesenian.

F.    WUJUD KEBUDAYAAN
Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu
1.    Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia :
Wujud ini disebut sebagai sistem budaya, sifatnya absrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat pada kepala- kepala manusia yang menganutnya, atau dengan perkataan lain, dalam alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan hidup.
2.    Kompleks aktivitas :
Berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat kongkret, dapat diaati atau diobservasi. Wujud ini sering disebut sistem sosial.
3.    Wujud sebagai benda :
Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya. Aktivitas karya manusia tersebut menghasikan benda untuk berbagai keperluan hidupnya.
G.    ORIENTASI NILAI BUDAYA
Kebudayaan sebagai karya manusia memiliki sistem nilai. Menurut C. Kluckhohn dalam karyanya variations in value orientation (1961) sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan didunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu :
1.    Hakekat hidup manusia (MH)
2.    Hakekat karya manusia (MK)
3.    Hakekat waktu manusia (WM)
4.    Pandangan manusia terhadap alam (MA)
5.    Hakekat hubungan anatara manusia dengan sesamanya (MM)

H.    PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Terjadinya gerak / perubahan ini disebabkan oleh beberapa hal :
1.    Sebab- sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya perubahan jumlah dan komposisi penduduk.
2.    Sebab- sebab perubahan lingkungan alam dan fisisk tempat mereka hidup. Masyarakat yang hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur- jalur hubungan dengan masyarakt dan kebudayaan lain, cenderung untuk berubah lebih cepat.
Berbagai faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru diantaranya :
1.    Tetbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang- orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
2.    Jika pandangan hidup dan nilai- nilai dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai- nilai agama, dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata yang ada, maka penerimaan unsur baru itu mengalami hambatan yang harus disensor dulu oleh berbagai ukuran yang berlandaskan ajaran agama yang berlaku.
3.    Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru. Misalnya sistem otoriter akan sukar menerima unsur kebudayaan baru.
4.    Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur- unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.
5.    Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas, dan dapat dengan mudah dibuktikan kegunaannya oleh warga masyarakat yang bersangkutan.

I.    KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap, yaitu :
1.    Eksternalisasi, yaitu dimana manusia mengekspresikan dirirnya dengan membangun dunianya. Melalui eksternalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia.
2.    Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.
3.    Internalisasi, yaitu dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.

BAB I ( TINJAUAN TENTANG ILMU BUDAYA DASAR )

A.    PENDAHULUAN
Ilmu Budaya Dasar adalah salah satu mata kuliah yang membicarakan tentang nilai- nilai, kebudayaan, tentang berbagai masalah yang dihadapi manusia dalam hidupnya sehari-hari. Hal ini perlu karena dirasakan pada sistem pendidikan kita baik pada tingkat menengah, maupun pada tingkat perguruan tinggi. Tanpa memungkiri banyak faktor- faktor lain yang menyebabkan, salah satu yang penting adalah sistem pendidikan kita.
Dengan mendapat mata kuliah ilmu budaya dasar mahasiswa diharapkan nantinya memiliki latar belakang pengetahuan yang cukup luas tentang kebudayaan Indonesia pada umumnya dan menimbulkan minat mendalaminya lebih lanjut, agar dengan demikian Mahasiswa diharapkan turut mendukung dan mengembangkan kebudayaannya sendiri dengan kreatif. Salah satu sifat penting mata kuliah ini bukan pelajaran sastra, bukan usik, bukan filsafat, bukan sesuatu yang disiplin yang berdiri sendiri.
Jadi secara singkat dapatlah dikatakan bahwa setelah mendapat mata kuliah ini mahasiswa diharapkan memperlihatkan :
1.    Minat dan kebiasaan menyelidiki apa- apa yang terjadi disekitarnya dan diluar lingkungannya, menelaah apa yang dikerjakannya sendiri.
2.    Kesadaran akan pola- pola nilai yang dianutnya serta bagaimana hubungan nilai- nilai ini dengan cara hidupnya sehari- hari.
3.    Kerelaan memikirkan kembali dengan hati terbuka nilai- nilai yang dianutnya untuk mengetahui apakah dia berdiri sendiri dapat membenarkan nilai- nilai tersebut ubtuk dirinya sendiri.
4.    Keberanian  moral untuk mempertahankan nilai- nilai yang dirasanya sudah dapat diterimanya dengan pnuh tanggung jawab dan sebaliknya menolak nilai- nilai yang tidak dapat dibenarkan.
Latar belakang mata kuliah IBD dalam konteks budaya, negara dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan masalah sebagai berikut :
1.    Kenyataan bahwa bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dengan segala keanekaragaman budaya yang tercermin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yang biasanya tidak lepas dari ikatan- ikatan primordial, kesukuan, dan kedaerahan.
2.    Proses pembangunan yang sedang berlangsung dan terusmenerus menimbulkan dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya. Akibat lebih jauh dari pembenturan nilai budaya ini ialah timbulnya konflik dalam kehidupan.
3.    Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan manusia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yang telah diciptakannya. Hal ini merupakan sifat ambivalen teknologi, yang disamping memiliki segi- segi positifnya, juga memiliki segi-segi negatif. Akibat dampak negatif teknologi, manusia kini menjadi resah dan gelisah.

B.    ILMU BUDAYA DASAR SEBAGAI BAGIAN DARI MATA KULIAH DASAR UMUM
Secara khusus MKDU bertujuan untuk menghasilan warga negara sarjana yang berkualifikasi sebagai berikut :
1.    Berjiwa Pancasila sehingga keputusan dan tindakannya mencerminkan pengalaman nilia- nilai pancasila dan memiliki integritas kepribadian yang tinggi, yang mendahulukan kepentingan nasional dan kemanusiaan sebagai sarjana Indonesia.
2.    Takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bersikap dan bertindak sesuai ajaran agamanya, dan memiliki tenggang rasa terhadap pemeluk agama lain.
3.    Memiliki wawasan komprehensif dan pendekatan integral didalam menyikapi permasalahan kehidupan baik sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, maupun kebudayaan pertahanan.
4.    Memiliki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bermasyarakat dan secara bersama- sama mampu berperan serta meningkatkan kualitasnya, maupun lingkungan alamiah dan bersama- sama berperan serta didalam pelestariannya.
Jadi, pendidikan umum yang menitik beratkan pada usaha untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa, pada dasarnya berbeda dengan mata kuliah- mata kuliah bantu yang bertujuan untuk menopang keahlian mahasiswa dalam disiplin ilmunya. Demikian pula berbeda dengan pendidikan keahlian yang bertujuan untuk mengembangkan mahasiswa dalam bidang atau disiplin ilmunya.
C.    PENGERTIAN ILMU BUDAYA DASAR
Secara sederhana Ilmu Budaya Dasar adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep- konsep uang dikembangkan untuk mengkaji masalah- masalah kemanusiaan dan kebudayaan.
Istilah ilmu budaya dasar dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa Yunani Humanus yang bisa diartikan manusia berbudaya dan halus.
Prof. Dr. Harsya Bachtiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu :
1.    Ilmu- ilmu alamiah (natural science)
Ilmu- ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal itu diunakan metode alamiah. Caranya ialah dengan menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan- keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu kualitas, hasil analisis itu kemudian digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat prediksi. Hasil penelitiannya 100 % benar dan 100 % salah. Yang termasuk kelompok ilmu- ilmu alamiah antara lain ialah astronomi, fisika, kimia, biologi, kedokteran, dan mekanika.
2.    Ilmu- ilmu sosial (sosial science)
Ilmu- ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan- keteraturan yang terdapat dalam hubungan antar manusia. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode alamiah sebagai pinjaman dari ilmu- ilmu alamiah. Tetapi hasi penelitiannya tidak mungkin 100 % benar, hanya mendekati kebenaran. Sebabnya ialah keteraturan dalam hubungan antar manusia itu tidak dapat berubah dari saat ke saat. Yang termasuk ilmu- ilmu sosial antara lain ilmu ekonomi, sosiologi, politik, demografi, psikologi, antropologi sosial, sosial hukum, dsb.
3.    Pengetahuan budaya (the humanities)
Pengetahuan budaya bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan- kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode pengungkapan peristiwa- peristiwa dan pernyataan- pernyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti. Peristiwa- peristiwa dan pernyataan- pernyataan itu pada umumnya terdapat dalam tulisan- tulisan, metode ini tidak ada sangkut pautnya dengan metode ilmiah, hanya mungkin ada pengaruh dari metode alamiah.

D.    TUJUAN ILMU BUDAYA DASAR
Penyajian mata kuliah Ilmu Budaya Dasar tidak lain merupakan usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep- konsep yang dikembngkan untuk mengkaji masalah- masalah manusia dan kebudayaan.
Untuk bisa menjangkau tujuan tersebut ilmu budaya dasar diharapkan dapat :
1.    Mengusahakan penajaman kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan profesi mereka.
2.    Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah kemanusiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan- persoalan yang menyangkut dua hal tersebut.
3.    Mengusahakan agar mahasiswa, sebagai calon pemimpin bangsa dan negara serta ahli dalam bidang disiplin masing- masing, tidak jatuh kedalam sifat- sifat kedaerahan dan pengkotakan disiplin yang ketat. Usaha ini terjadi karena ruang lingkup pendidkan kita amat sempit dan condong membuat manusia spesialis yang berpandangan kurang luas. Kedaerahan dan pengkotakan didiplin ilmu yang ketat.
4.    Mengusahakan wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain. Dengan memiliki satu bekal yang sama, para akademisi diharapkan akan lebih lancar dalam berkomunikasi.

E.    RUANG LINGKUP ILMU BUDAYA DASAR
Bertitik tolak dari kerangka tujuan yang telah ditentukan diatas, dua masalah pokok bisa dipakai sebagai sebagai bahan pertibangan untuk menentukan ruang lingkup kajian mata kuliah Ilmu Budaya Dasar. Kedua masalah pokok itu ialah :
1.    Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (the humanities), baik dari segi masing- masing keahlian (disiplin) didalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (antar bidang) berbagai displin dalam pengetahuan budaya.
2.    Hakekat manusia yang satu aatu universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing- masing jaman dan tempat. Dalam melihat dan menghadapi lingkungan alam, sosial dan budaya, manusia tidak hanya mewujudkan kesamaan- kesamaan, akan tetapi juga ketidak seragaman yang diungkapkan secara tidak seragam, sebagaimana yang terlihat ekspresinya dalam berbagai bentuk dan corak ungkapan, pikiran, dan perasaan, tingkah laku, dan hasil kelakuan mereka.
Pokok yang akan dikembangkan adalah :
-    Manusia dan cinta kasih
-    Manusia dan keindahan
-    Manusia dan penderitaan
-    Manusia dan keadilan
-    Manusia dan pandangan hidup
-    Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian
-    Manusia dan kegelisahan
-    Manusia dan harapan
Kedelapan pokok bahasan itu termasuk dalam karya- karya yang tercakup dalam pengetahuan budaya. Perwujudan mengenai cinta, misalnya, terdapat dalam karya sastra, tarian, musik, filsafat, lukisan, patung dan sebagainya. Masing- masing pokok bahasan dapat didekati dengan baik menggunakan cabang- cabang pengetahuan budaya secara sendiri- sendiri maupun secara gabungan cabang- cabang tersebut.






Rabu, 02 Januari 2013

Mimpi terindah sekaligus Mimpi Terburuk

Kamu hadir disaat yang tepat banget dimana aku merasakan sakitnya ditinggal orang yang aku sayang.
Kamu memberi semangat yang berarti dalam hidup aku, menolongku disaat ku terpuruk dan selalu ada disaat aku membutuhkan seseorang yang berarti, Kamu menyayangiku, meyakinkan aku bahwa kamu adalah yang terakhir untukku hingga akupun begitu yakin kepadamu.
Hari- hari ku lalui bersamamu begitu indah tidak ada kekecewaan apalagi air mata. Aku sangat bahagia bisa memiliki orang sepertimu karena kamu benar- benar laki- laki impiannku. Aku terbuai dengan semua janjimu padaku hingga aku lupa bahwa kamu hanya laki- laki biasa yang mudah memainkan hati perempuan. Kamu hebat bisa menjalankan peranmu sebagai kekasihku dan kekasihn ya tanpa aku ketahui dimana letak kesalahannku sama kamu sampai kamu mencoba cari pengganti aku dan khianatin aku.
Namamu sudah aku hapus dari hatiku tapi izinkan aku menyipan semua kenangan indah yang pernah kita lalui bersama