Rabu, 16 Januari 2013

BAB III ( KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN )

A.    PENDEKATAN KESUSASTRAAN
Hampir setiap jaman, sastra mempunyai peranan yang lebih penting. Alsan pertama, karena sestra mempergunakan bahasa. Sementara itu, bahasa mempunyai kemampuan untuk menampung hampir semua pernyataan kegiatan manusia. Dalam usahanya untuk memahami dirinya sendiri, yang kemudian melahirkan filsafat, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk memahami alam semesta, yang kemudian melahirkan ilmu pengetahuan, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk mengatur hubungan antara sesamanya yang kemudian melahirkan ilmu- ilmu sosial, manusia mempergunakan bahasa. Dengan demikian, manusia dan bahasa pada hakekatnya adalah satu. Kenyataan inilah mempermudah sastra untuk berkomunikasi.
Sastra juga lebih mudah berkomunikasi, karena pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi. Sementara itu filsafat, yang juga mempergunakan bahasa, adalah abstraksi. Cinta kasih, kebahagiaan, kebebasan, dan lainnya yang digarap oleh filsafat adalah abstrak. Sifat abstrak inilah yang menyebabkan filsafat kurang berkomunikasi.
B.    ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PROSA
Istilah prosa banyak padanannya. Kadang- adang disebut narrative fiction, prose fiction atau hanya fiction saja. Dalam bahasa Indonesia istilah tadi sering diterjemahkan menjadi cerita rekaan didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Istilah cerita rekaan umumnya dipakai untuk roman, atau novel atau cerita pendek.
Dalam kesusastraan Indonesia kita mengenal jenis prosa lama dan prosa baru
a.      Prosa lama meliputi
1.    Dongeng- dongeng
2.    Hikayat
3.    Sejarah
4.    Epos
5.    Cerita pelipur lara
b.    Prosa baru meliputi
1.    Cerita pendek
2.     roman/ novel
3.     Biografi
4.     Kisah
5.     Otobiografi

C.    NILAI- NILAI DALAM PROSA FIKSI
    Adapun nilai- nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain :
1.    Prosa fiksi memberikan kesenangan
    Keistimewaan kesenangan yang diperoleh dari membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu peristiwa atau kejadian yang dikisahkan. Pembaca dapat mengembangkan imajinasinya untuk mengenal daerah atau tempat yang asing, yang belum dikunjunginya atau yang tak mungkin dikunjungi selama hidupnya. Pembaca juga dapat mengenal tokoh- tokoh yang aneh atau asing tingkah lakunya atau mungkin rumit perjalanan hidupnya untuk mencapai sukses.
2.    Prosa fiksi memberikan informasi
    Fiksi memberikan sejenis informasi yang tidak terdapat didalam ensiklopedi. Dalam novel sering kita dapat belajar sesuatu yang lebih daripada sejarah atau laporan jurnalistik tentang kehidupan masa kini, kehidupan masa lau, bahkan juga kehidupan yang akan datang atau kehidupan yang asing sama sekali.
3.    Prosa fiksi memberikan warisan kultural
    Prosa fiksi dapat menstimulasi imaginasi, dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak henti- hentinya dari budaya bangsa.
4.    Prosa memberikan keseimbangan wawasan
    Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman- pengalaman dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan lebih banyak kesempatan untuk memilih respon- respon emosional atau rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda daripada apa yang disajikan dalam kehidupan sendiri.
D.    ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PUISI
    Pembahasan puisi dalam rangka pengajaran Ilmu Budaya Dasar tidak akan diarahkan pada tradisi pendidikan dan pengajaran sastra dan apresiasinya yang murni. Puisi dipakai sebagai media sekaligus sebagai sumber belajar sesuai dengan tema- tema atau pokok bahasan yang terdapat di dalam Ilmu Budaya Dasar.
    Kepuitisan, keartistikan atau keestetikan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan :
1.    Figura bahasa (figurative laguage) seperti gaya personifikasi, metafora, perbandigan, alegori, dsb sehingga puisi menjadi segar, hidup, menarik, dan memberi kejelasan gambaran agan.
2.    Kata- kata yang ambiquitas yaitu kata- kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
3.    Kata- kata berjiwa yaitu kata- kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
4.    Kata- kata yang konotatif yaitu kata- kata yang sudah diberi tambahan nilai- nilai rasa dan asosiasi- asosiasi tertentu.
5.    Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal- hal yang dilukiskan, sehingga lebih menggugah hati.
    Adapun alasan- alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar adalah sebagai berikut :
1.      Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia.
2.      Puisi dan keinsyafan / kesadaran individual.
3.      Puisi dan keinsyafan sosial.
Secara imaginatif puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia sosial yang bisa berupa :
-    Penderitaan atas ketidak adilan.
-    Perjuangan untuk kekuasaan.
-    Konflik dengan sesamanya.
-    Pemberontakkan terhadap hukum Tuhan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar