Rabu, 16 Januari 2013

BAB VI ( MANUSIA DAN PENDERITAAN )

A.    PENGERTIAN PENDERITAAN
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menaggung. Derita artinya menaggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensiatas penderitaan bertingkat- tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat- tindaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
B.    SIKSAAN
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rokhani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan.
Siksaan yang sifatnya psikis misalnya kebimbangan, kesepian dan ketakutan.
1.    Kebimbangan dialami oleh seseorang bila ia  pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil. Misalnya pada suatu saat apakah seseorang yang bimbang itu pergi atau tidak, siapakah dari kawannya yang akan dijadikan pacar tetapnya. Akibat dari kebimbangan seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu, sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu. Bagi orang yang lemah berpikirnya, masalah kebimbangan akan lam dialami, sehingga siksaan itu berkepanjangan. Tetapi bagi orang ynag kuat berpikirnnya ia akan cepat mengambil suatu keputusan, sehingga kebimbangan akan cepat dapat diatasi.
2.    Kesepian dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia dalam lingkungan orang ramai. Kesepian ini tidak boleh dicampur adukkan dengan keadaan sepi seperti yang dialami oleh petapa atau biarawan yang tinggalnya di tempat yang sepi. Tempat mereka memang sepi tapi hati mereka tidak sepi. Kesepian juga merupakan salah satu wujud dari siksaan yang dapat dialami oleh seseorang.
3.    Ketakutan merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar- besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Pada umumnya orang memiliki satu atau lebih phobia ringan seperti takut pada tkus, ular, serangga dan lain sebagainya. Tetapi pada sementara orang ketakutan itu sedemikian hebatnya sehingga sangat mengganggu. Seperti pada kesepian, ketakutan dapat juga timbul atau dialami seseorang walaupun lingkungannya ramai, sebab ketakutan merupakan hal yang sifatnya psikis. Banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan, antara lain :
a.    Claustrophobia dan Agoraphobia
Claustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup. Agoraphobia adalah ketakutan yang disebabkan seseorang berada di tempat terbuka.
b.    Gemang
Merupakan ketakutan bila seseorang di tempat yang tinggi. Hal itu disebabkan, karena ia takut akibat berda di tempat yang tinggi.
c.    Kegelapan
Merupakan suatu ketakutan seseorang bila ia berada di tempat yang gelap. Sebab dalam pikirannya dalam kegelapan demikian akan muncul sesuatu yang di takuti, misalnya setan, pencuri. Orang yang demikian menghendaki agar ruangan tempat tidur selalu dinyalakan lampu yang terang.
d.    Kesakitan
Merupakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami. Seseorang yang takut diinjeksi sudah berteriak- teriak sebelum jarum injeksi ditusukan ke dalam tubuhnya. Hal itu disebabkan karena dalam pikirannya semua akan menimbulkan kesakitan.
e.    Kegagalan
Merupakan ketakutan dari seseorang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan. Seseorang yang patah hati tidak mudah untuk bercinta kembali, karena takut dalam percintaan berikutnya juga akan terjadi kegagalan, trauma yang pernah dialaminya telah menjadikan dirinya ketakutan kalau sampai terulang lagi.
Apa yang membuat seseorang menjadi phobia ?
Ahli- ahli medis mempunyai pendapat yang berbeda- beda dan banyak penderitaan yang mempunyai teori tentang asal mula dari ketakutan mereka. Kebanyakan phobianya dimulai dengan suatu schock emosional atau suatu tekanan pada waktu tertentu, misalnya pekerjaan baru, kematian dalam keluarga, suatu operasi atau sakit yang serius. Beberapa penderita mengatakan bahwa mereka memang merasa gelisah dan tertekan sejak masih kanak- kanak, tetapi phobia juga dapat berkembang dalam diri orang- orang yang kelihatannya tenang dan mantap.
Umumnya ada dua aliran tentang penyebab phobia. Ahli- ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya ahli- ahli yang merawat tingkah laku percaya bahwa suatu phobia adalah problemanya dan tidak perlu menemukan sebab- sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli- ahli setuju bahwa tekanan dan ketegangan disebabkan oleh karena sipenderita hidup dalam keadaan ketakutan terus menerus, membuat keadaan sipenderita sepuluh kali lebih parah.
C.    KEKALUTAN MENTAL
Penderitaan bati dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.
Gejala- gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
a.    Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung.
b.    Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
Tahap- tahap gangguan kejiwaan adalah :
a.    Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala- gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rokhani.
b.    Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara bertahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita gangguan kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecah problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dari persoalan, tetapi melawan atau memecah persoalan.
c.    Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
Sebab- sebab timbulnya kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut :
a.    Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempuena ; hal- hal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri yang secara berangsur- angsur akan menyudutkan kedudukannya dan menghancurkan mentalnya.
b.    Terjadinya konflik sosial budaya akibat norma berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi.
c.     Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehiduapn sosial.
Proses- proses kekalutan mental yang dialami oleh seseorang mendorongnya kearah
a.    Positif : trauma (luka jiwa) yang dialami dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup, misalnya melakukan shalat tahajut waktu malam hari untuk memperoleh ketenangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya, ataupun melakukan kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam kehidupan.
b.    Negaif : trauma yang dialami diperlarutkan atau dipertuturkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan. Bentuk frustasi antara lain :
1.    Agresi berupa kemarahan yang meluap- meluap akibat emosi yang tidak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadinya hypertensi (tekanan darah tinggi) atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya.
2.    Regresi adalah kembali pada pola reaksi yang primitif atau kekanak- kanakan (infantil).
3.    Fiksasi adalah peletakan atau pembatasan pada satu pola yang sama.
4.    Proyeksi merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap- sikap sendiri yang negatif pada orang lain.
5.    Identifikasi adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya.
6.    Narsisme adalah self love yang berlebihan, sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior daripada orang lain.
7.    Autisme adalah gejala menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yang dapat menjurus ke sifat yang sinting.
Penderita kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
1.    Kota- kota besar
2.    Anak- anak muda usia
3.    Wanita
4.    Orang yang tidak beragama
5.    Orang yang terlalu mengejar materi

D.     PENDERITAAN DAN PERJUANGAN
Setiap manusia mengalami penderitaan, baik berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia adalah mahluk berbudaya, dengan budaya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau dialaminya. Hal ini membuat manusia itu kreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau mengalami penderitaan.
Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka.
E.    PENDERITAAN, MEDIA MASA DAN SENIMAN
Dalam dunia modern sekarang ini kemungkinan terjadi penderitaan itu lebih besar. Hal ini telah dibuktikan oleh kemajuan teknologi dan sebagainya menyejahterkan manusia dan sebagian lainnya membuat manusia menderita. Penciptaan bom atom, rektor nuklir, pabrik senjata, peluru kendali, pabrik bahan kimia merupakan sumber peluang terjadinya penderitaan manusia. Hal ini sudah terjadi seperti bom atom di Hirosyima dan Nagasaki, kebocoran reaktor nuklir di Unisovyet, kebocoran gas beracun di India, penggunaan peluru kendali dalam perang Irak. Beberapa sebab lain yang menimbulkan penderitaan manusia ialah kecelakaan, bencana alam, bencana perang, dan lain- lain.
Media masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa- peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara manusia terutama bagi yang merasa simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca, penontonya dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni.
F.    PENDERITAAN DAN SEBAB- SEBABNYA
Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab- sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
a.    Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat diperbaiki manusia supaya menjadi baik. Dengan kata lain, manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya. Perbedaan nasib buruk dan takdir, Tuhan yang menentukan sedangkan nasib buruk itu manusia penyebabnya.
b.    Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/ ajab Tuhan
Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu.
G.    PENGARUH PENDERITAAN
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh yang bermacam- macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atautidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.
Sikap positif yaitu sikap optimis mangatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa, ia berjuang menentang kekerasan, dan lain- lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar