Analisis
transaksional dikembangakan oleh Eric Berne, di dalam analisis
transaksional adalah upaya untuk merangsang rasa tanggung jawab pribadi
atas tingkah lakunya sendiri, pemikiran logis, rasional, tujuan-tujan yang
realistis, berkomunikasi dengan terbuka, wajar, dan pemahaman dalam berhubungan
dengan orang lain.
Analisis
Transaksional merupakan psikoterapi transaksional yang dapat digunakan dalam
konseling individu, tetapi lebih cocok digunakan dalam konseling kelompok.
Analisis Transaksional melibatkan suatu kontrak yang dibuat oleh klien,
yang dengan jelas menyatakan tujuan-tujuan dan arah proses konseling. Analisis
Transaksional berfokus pada keputusan-keputusan awal yang dibuat oleh klien dan
menekankan kemampuan klien untuk membuat keputusan-keputusan baru. Analisis
Transaktional menekankan aspek-aspek kognitif rasional, behavioral dan
berorientasi pada peningkatan kesadaran sehingga klien akan mampu membuat keputusan-keputusan
baru dan mengubah cara hidupnya.
KONSEP DASAR ANALISIS
TRANSAKSIONAL
1.
Struktur Kepribadian
Sumber dari tingkah laku bagaimana individu melihat
suatu realitas sebagaimana mereka mengolah berbagai informasi serta bereaksi
dengan dunia pada umumnya, dan biasa disebut Eric Berne sebagai Ego State (Status
Ego). Istilah status ego digunakan untuk menyatakan suatu sistem perasaan dan
kondisi pikiran serta berkaitan dengan pola-pola dan tingkah lakunya. Status
ego pada diri individu itu terbentuk berdasarkan pengalaman-pengalaman yang
diperoleh individu yang masih membekas pada dirinya sejak kecil hingga individu
itu menjadi dewasa.
Menurut Eric Berne behwa status ego seseorang
terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut:
a.
Orang tua (Parent)
Bila individu bertingkah laku seperti orang
tua atau tokoh-tokoh terdahulu, maka ia dapatlah berada dalam status ego orang
tua. Setiap orang mendapatkan berbagai bentuk pengalaman, sikap, serta pendapat
dari orang tuanya, maka dari itu berdasarkan pengalaman, sikap serta
pendapatnya yang diperoleh dari orang tuanya masing-masing, setiap orang akan
memiliki atau berada pada status ego orang tua. Dapat dikatakan bahwa status
ego orang tua dapat berbentuk langsung yaitu dengan menggunakan prototype,
model, tipe, dari orang tua yang baik melalui verbal maupun non-verbal.
Sedangkan dengan bentuk tidak langsung adalah merupakan petunjuk, aturan,
norma, dan nilai-nilai yang pernah didenngar dari orang tua atau tokoh
terdahulu pada masa kecil.
b.
Dewasa (Adult)
Status
ego dewasa yaitu bentuk tindakan individu berdasarkan dasar pikiran yang logis,
rasional, objektif, dan bertanggungjawab. Dewasa berfungsi untuk mengumpulkan
berbagai informasi, memasukkan berbagai macam data ke dalam pemikiran, kemudian
mempertimbangkan berbagai bentuk kemungkinan yang ada dan yang akan dilakukan.
c.
Anak (Child)
Status
ego anak yaitu suatu tindakan dari sesorang dan didasarkan pada reaksi
emosional yang spontan, reaktif, humor, kreatif, serta inisiatif. Bentuk status
ego anak dapat berbentuk wajar apabila terlhat bahwa tingkah lakunya pada masa
anak-anak, yaitu: adanya ketergantungan pada orang lain, spontan, bebas, agresif,
tidak mau kompromi, impulsif, kreatif, ingin tahu, merasakan berbagai bentuk
penemuan baru yang berbentuk status ego yang lain adalah pengaruh tertentu dari
orang tuanya.
2.
Stroke
Dalam teorinya, Eric Berne mengemukakan suatu
istilah yang disebut stroke, yang dapat diterjemahkan dengan “tanda perhatian”.
Menurutnya stroke dapat dibedakan menjadi :
a.
Stroke Positif
Stroke positif adalah merupakan
segala bentuk perhatian yang secara langsung dapat memperkuat motivasi dan
keinginan dalam kehidupannya yang diperoleh seseorang dalam awal kehidupannya.
Contohnya belaian kasih sayang dar orang tua (pelik, cium).
b.
Stroke negatif
Stroke
negatif adalah suatu bentuk stroke yang menunjukkan pandangan yang
mengecewakan. Contohnya di tampar, di tendang, dan di naki-maki.
c.
Stroke bersyarat
Stroke
bersyarat adalah sebagai suatu tanda perhatian yang diperoleh seseorang
disebabkan ia telah melakukan sesuatu. Contohnya adik disuruh ke warung oleh
kakakny adan setelah itu adik diberikan uang jajan oleh kakaknya.
d.
Stroke tidak bersyarat
Stroke
tidak bersyarat dengan kata lain perhatian tidak bersyarat, adalah tanda
perhatian yang diperoleh seseorang tanpa dikenakan persyaratan apapun. Contohnya
kasih sayang orang tua kepada anaknya yang tulus tanpa imbalan apapun.
3.
Struktur Hunger
Eric Berne berpendapat bahwa kebutuhan
seseorang untuk mengadakan serangkaian transaksi dengan individu lainnya adalah
bersumber pada suatu stimulus atau sensation hunger, dan recognition
hunger. Berdasarkan suatu penelitian, Eric Berne berpendapat
bahwa sensation hunger memiliki nilai yang sama
dengan food hunger, dan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup seseorang.
Pada awalanya stimulus
hunger ini akan bisa terpenuhi melalui sentuhan, belaian, oleh ibunya pada
waktu kecil. Sejak itu individu belajar untuk menerima berbagai bentuk
rangsangan lain, contohnya pelukan, ciuman, sentuhan dan nyanyian. Dalam
hubungan ini terjadilah perubahan bentuk, yaitu dari bentuk stimulus
hunger menjadi recognition hunger, dan selanjutnya berkembang kearah
pembentukan suatu struktur yang lebih jelas, dan perubahan ini yang di sebut
Eric Berne sebagai Struktur Hunger.
TUJUAN ANALISIS
TRANSAKSIONAL
Tujuan
dasar dari Analisis Transaksional adalah membantu klien dalam membuat keputusan-keputusan
baru yang menyangkut tingkah lakunya sekarang dan arah
hidupnya. Sasarannya adalah mendorong klien agar menyadari bahwa kebebasan
dirinya dalan memilih telah dibatasi oleh keputusan-keputusan dini mengenai
posisi hidupnya dan oleh pilihan terhadap cara-cara hidup yang tidak jelas dan
determinstik. Inti dari konseling adalah menggantikan gaya hidup yang ditandai
oleh permainan yang menipu dan oleh alur-alur hidup yang mengalahkan diri,
dengan gaya hidup otonom yang ditandai oleh kesadaran, spontanitas, dan
keakraban.
TEKNIK ANALISIS
TRANSAKSIONAL
1.
Analisis Struktur (Structural Analysis)
Analisis struktur sebagai alat yang
dapat membantu klien agar menjadi sadar atas isi dan fungsi ego orang tua,
dewasa, dan anak yang dimilikinya. Analisis struktural membantu klien dalam
mengubah pola-pola yang dirasakan menghambat masa depan. Ia juga membantu dalam
menemukan perwakilan ego yang mana menjadi landasan tingkah lakunya. Dengan hal
tersebut maka, klien bisa memperhitungkan pilihan-pilihannya dengan benar.
2.
Analisis Transaksional
Pemahaman ketiga status ego
tersebut merupakan hal yang penting dalam rangka melangkah ke tahap yang
selanjutnya , yaitu analisis transaksional. Analisis transaksional pada
dasarnya merupakan suatu penjabaran atas suatu analisis yang dilakukan oleh
orang-orang satu sama lain. Orang-orang yang melibatkan suatu transaksi di
antara perwakilan-perwakilan ego mereka. Ketika pesan disampaikan, diharapkan
ada suatu respon. Dalam hal ini yang terpenting bagi konselor adalah mampu
untuk menaganalisis status ego yang ada, dan status ego manakah yang memberikan
respon terhadap stimulus yang diberikan. Dalam menganalisis, tidak cukup hanya
lewat pernyataan-pernyataannya saja, melainkan juga dengan secara non-verbal,
misalnya dengan sikap tubuh, mimik muka, nada suara, dan tindak tanduknya dalam
berinteraksi.
3.
Analisis Mainan
Game
menurut Eric Berne merupakan suatu rangkaian transaksi tersembunyi yang
berulang menuju pada hasil psikologis yang nyatanya dapat diduga
sebelumnya. Suatu game memilki tiga unsur penting, yaitu :
a.
Transaksi yang tampaknya berjalan
seperti biasa dapat terlihat seakan-akan transaksi berlangsung secara wajar.
b.
Dalam transakasi tampak ada suatu maksud
yang tersembunyi.
c.
Adanya imbalan.
Peranan
konselor dalam analisis game yaitu apabila klien benar-benar termotivasi untuk
memperbaiki sikap, sifat, maupun kebisaaan yang dirasakan perlu untuk
diperbaiki dan memerlukan bantuan dari konselor.
4.
Analisis Naskah
Analisis
Naskah merupakan langkah terakhir dari suatu tata laksana pendekatan konseling
dengan berorientasi pada Analisis transaksional. Analisis naskah terjadi sejak
masa bayi masih dalam masa asuhan orang tuanya. Di mana pada masa itu terjadi
bentuk transaksi antara orang tua dengan anak-anaknya. Lama-lama dengan
terjadinya transaksi antara anak dan orang tua terbentuklah suatu tujuan hidup
atau rencana hidup yang dalam istilah analisis transaksional disebut script. Segi positif dari naskah merupakan
naskah tersebut bisa diubah, karena naskah tersebut terjadi dengan adanya
proses learned atau sesuatu yang
dibiasakan dan bukan karena faktor pembawaan.
Sumber
Sukardi,
Dewa Ketut . 2002. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta