Dalam Bahasa Indonesia Internet
Addiction dikenal dengan istilah kecanduan internet. Agak asing
memang, karena istilah ini tidak terlalu populer seperti istilah lain yang
sering kita dengar seperti kecanduan alkohol, kecanduan narkoba atau
kecanduan judi. Namun sekarang yang sedang merasuki banyak kalangan
terutama para remaja adalah kecanduan internet.
Gangguan kecanduan internet
pertama kali ditemukan oleh seorang ahli jiwa bernama Ivan Goldberg.
Seseorang yang menderita kondisi ini akan menunjukkan gejala ini :
- Sering lupa waktu atau mengabaikan hal-hal yang mendasar saat mengakses internet terlalu lama.
- Gejala menarik diri seperti merasa marah, tegang, atau depresi ketika internet tidak bisa diakses.
- Munculnya sebuah kebutuhan konstan untuk meningkatkan waktu yang dihabiskan.
- Kebutuhan akan peralatan komputer yang lebih baik dan aplikasi yang lebih banyak untuk dimiliki memiliki derajat kepuasan yang sama.
- Sering berkomentar, berbohong, rendahnya prestasi, menutup diri secara sosial, dan kelelahan. Ini merupakan dampak negatif dari penggunaan Internet yang berkepanjangan.
Kecanduan internet ada tiga jenis
:
a)
Bermain game yang berlebihan
b)
Kegemaran seksual
c)
Email/ pesan teks
Salah satu
permasalahan dari penggunaan internet adalah internet addiction –kecanduan
internet. Internet addiction adalah suatu bentuk perilaku adiksi, orang sering
mengaitkan perilaku adiksi dengan pemakaian narkotika, tetapi sebenarnya adiksi
tidak hanya dilakukan oleh pecandu narkoba tapi dapat mencakup hal lain juga
seperti judi, seks, belanja, game online, dan juga internet. Seseorang yang
sudah kecanduan suatu hal misalnya game online, akan terus bermain game online
sampai akhirnya ia akan mengenyampingkan kehidupan sosialnya. Kehidupannya akan
terganggu, menimbulkan masalah bagi orang disekitarnya, cenderung merusak /
menyakiti, dan lupa akan tanggung jawab.
Karena pada dasarnya
adiksi atau kecanduan adalah pikiran dan perilaku berulang-ulang, suatu
kebiasaan yang tidak bisa dihentikan.
Menurut Young ada 5 kategori internet addiction, yaitu
:
1.
Cybersexual addiction, melakukan
penelusuran dalam situs-situs porno atau cybersex secara kompulsif.
2.
Cyber-relationship addiction,
hanyut dalam pertemanan melalui dunia maya.
3.
Net compulsion, terobsesi pada
situs perdagangan atau perjudian.
4.
Information overload, menelusuri
situs-situs informasi secara kompulsif.
5.
Computer addiction, terobsesi
pada permainan-permainan online (game online).
Kecanduan internet
atau yang biasa kita sebut dengan Internet Addiction Disorder (IAD), menurut
Stephen Juan, Ph.D. seorang antropolog di University of Sidney antara lain:
a.
Selalu ingin menghabiskan lebih
banyak waktu di internet sehingga akan menguras waktu efektif yang ada.
b.
Jika tidak menggunakan internet,
muncul gejala-gejala penarikan diri seperti kecemasan, gelisah, mudah
tersinggung, bergetar, menggigil, gerakan mengetik tanpa sadar, obsesif, hingga
berkhayal atau bermimpi mengenai Internet.
c.
Jika terhubung dengan internet,
gejala-gejala penarikan diri tersebut akan hilang ataupun berkurang.
d.
Mengakses internet lebih lama
dari yang di niatkan.
e.
Cukup banyak porsi kegiatan yang
digunakan untuk aktivitas terkait internet, termasuk e-mail, browsing, dan
chatting.
f.
Mengurangi kegiatan penting, baik
dalam pekerjaan, belajar, sosial atau rekreasi, demi menggunakan internet.
g.
Hubungan sosial, pekerjaan, atau
pendidikan terancam terganggu karena penggunaan internet yang berlebihan.
h.
Internet digunakan untuk
melarikan diri dari perasaan bersalah, tak berdaya, kecemasan, atau depresi.
i.
Menyembunyikan penggunaan
internet dari keluarga atau teman.
5
kriteria kecanduan internet menurut Mark Griffiths D adalah:
Ø Arti: Menggunakan Internet mendominasi kehidupan seseorang, perasaan dan
perilaku.
Ø Modifikasi Mood: Orang mengalami perubahan mood (misalnya ‘buzz’) ketika
menggunakan Internet.
Ø Toleransi: Peningkatan jumlah penggunaan internet yang diperlukan untuk
mencapai efek yang sama pada suasana hati.
Ø Gejala penarikan: Jika seseorang berhenti menggunakan internet, mereka
mengalami perasaan tidak menyenangkan atau efek fisik.
Ø Relapse: pecandu cenderung kambuh ke dalam pola perilaku sebelumnya,
bahkan setelah bertahun-tahun pantang atau kontrol.
Dibawah ini adalah beberapa cara mengatasi dan
mencegah agar tidak bergantung ataupun kecanduan pada komputer dan internet:
1.
Meskipun internet dan komputer memberikan
pengaruh terhadap depresi, penyalahgunaan obatan-obatan, alkohol dan kecemasan.
Lebih baik komputer dan internet tidak digunakan sebagai pelarian dari kondisi
tersebut, ikutlah terapi penyembuhan terlebih dahulu agar tidak menjadi suatu
kebiasaan atau teradiktif karenanya.
2.
Bila menghadapi permasalahan dalam hubungan,
amarah, dan stres gunakan coping skill dalam kehidupan nyata, berusahalah
melakukan sesuatu hal dengan menyelesaikan permasalahan tersebut terlebih
dahulu, gunakan internet hanya sebagai mencari tahu tips-tips yang bisa
digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan pilihlah website yang bisa dipercaya
dalam memberikan solusi menghadapi permasalahan tersebut.
3.
Mengikuti kegiatan-kegiatan sosial dan kemasyarakatan dalam kehidupan sehari-hari akan lebih nyata
dibandingkan didapat di internet, dukungan dan support secara langsung atau
dukungan moril akan mudah didapat dalam kehidupan nyata, disamping itu,
berhubungan atau melakukan kontak sosial secara langsung akan mengatur perilaku
individu sesuai dengan norma dan batasan yang berlaku di dalam masyarakat dan
hal ini berbeda jauh dengan aturan-aturan di cyberspace.
Referensi :