PERBEDAAN ANTARA
PSIKOTERAPI DAN KONSELING
1.
Mengenai Tujuan.
·
Menurut Hahn & MacLean (1995) Konseling
bertujuan untuk menitikberatkan pada upaya pencegahan agar penyimpangan yang
merusak dirinya tidak timbul. Dalam arti lain konseling bertujuan untuk
mencegah hal-hal buruk yang akan terjadi pada diri seseorang.
Pada konseling : developmental-educative-preventive.
·
Psikoterapi bertujuan menangani
penyimpangan yang merusak dan baru kemudian menangani usaha pencegahannya. Dalam
arti lain psikoterapi lebih berfokus pada penyimpangan masa lalu yang bisa
merusak masa depan klien dan psikoterapi menangani masalah tersebut.
Pada psikoterapi : remediative-adjustive-therapeutic.
2.
Mengenai Klien, Konselor dan
Penyelenggaraannya.
·
Pada konseling konselor mengahadapi
klien yang normal.
·
Pada psikoterapi mengahdapi klien yang
mengalami neuritis atau psikosis.
·
Konselor dan psikoterapi keduanya
mempunyai latar belakang pendidikan yang berbeda, namun ada kesamaan pada
subjek tertentu yang harus dipelajari dan dilatih.
·
Kegiatan untuk melakukan konseling
biasanya di sekolah, atau lembaga pendidikan
yang lain termasuk perguruan tinggi, lembaga tau biro khusus atau
praktik pribadi untuk memberikan layanan mengenai hal itu.
·
Psikoterapi juga bisa dilakukan dalam
kegiatan yang sifatnya lemaga/yayasan tersbut, dengan pengaturan tempat dan
suasana yang khusu, sekalipun lebih banyak dilakukan di lembaga yang
berhubungan dengan kesehatan, seperti rumah sakit atau juga
lembaga/biro/yayasam khusus atau praktik pribadi.
3.
Mengenai Metode
Brammer & Shostrom
(1977) mengemukakan bahwa :
·
Konseling ditandai oleh adanya
terminologi seperti: “educational, vocational,
supportive, situasional, problem solving, conscious awareness, normal,
present-time dan short-trem.”
Berfokus pada mendukung secara situasional dan pemecahan masalag seseorang dalam waktu singkat.
·
Psikoterapi ditandai oleh: “supportive (dalam keadaan krisis),
recontructive, depth emphasis, analytical, focus on the past, neurotics and
other severe emotional problems and long-trem.”
Dalam kata lain psikoteraqpi lebih
terfokus pada masa lalu dan masalah emosional jangka panjang seseorang.
BENTUK-BENTUK
UTAMA DARI TERAPI
Psikoterapi menurut Phares (Markam 2007) dapat
dibedakan menjadi dua aspek, yaitu menurut taraf kedalamannya dan menurut tujuannya.
1. Psikoterapi suportif bertujuan untuk
memperkuat perilaku penyesuaian diri klien yang sudah baik, memberi dukungan
psikologis dan menghindari diri dari usaha untuk menggali apa yang ada dalam
alam bawah sadar klien. Alasan penghindaran karena kalau akan “dibongkar”
ketidaksadarannya, klien ini mungkin akan menjadi lebih parah dalam penyesuaian
dirinya.
2. Psikoterapi reedukatif bertujuan untuk
mengubah pikiran atau perasaan klien agar ia dapat berfungsi lebih efektif.
Terapis mengajak klien atau pasien untuk mengkaji ulang keyakinan kilen,
mendidik kembali agar ia dapat menyesuaikan diri lebih baik setelah mempunyai
pemahaman yang baru atas persoalannya. Terapis tidak hanya membatasi diri
membahas kesadaran saja, namun juga tidak terlalu menggali ketidaksadaran.
Psikoterapi jenis reedukatif ini biasanya yang terjadi dalam konseling.
3. Psikoterapi rekonstruktif bertujuan
untuk mengubah seluruh kepribadian pasien/klien, dengan menggali ketidaksadaran
klien, menganalisis mekanisme defensif yang patologis, member pemahaman akan adanya
proses-proses tak sadar dan seterusnya. Psikoterapi jenis ini berkaitan dengan
pendekatan psikoanalisis dan biasanya berlangsung intensif dalam waktu yang
sangat lama.
Sumber:
Gunarsa,
Singgih D. 1996. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : BPK Gunung Mulia
Markam,
S.L.S., Sumarmo. (2007). Pengantar Psikologi Klinis. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia (UI-Press)